Sabtu, 08 Desember 2018

Model Pembelajaran Pengawasan Laku

Diposting oleh Fadillah Rahmayani di 21.28.00
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan dan tuntutan masyarakat modern.                                                     
Anak-anak usia sekolah dasar atau periode anak usia tengah, umumnya berada dalam proses perkembangan yang berlangsung dengan cepat dalam aspek fisik, emosional, intelektual dan sosial. Dalam tahap perkembangan tersebut, tak jarang anak mengalami hambatan atau bahkan melakukan perilaku yang keliru yang dapat merugikan mereka, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Perilaku yang dicerminkan dapat berupa perilaku yang positif dan perilaku yang negatif, salah satunya yaitu berupa perilaku kenakalan. Kenakalan pada anak dimaknai sebagai suatu bentuk perilaku yang tidak sesuai dengan norma–norma yang hidup di tengah masyarakat. Pada umumnya, kenakalan merupakan produk konstitusi defektif dari mental dan emosi, yaitu mental dan emosi anak yang belum matang (labil) dan rusak (defektif) sebagai akibat proses pengondisian oleh lingkungan yang buruk
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Seluruh aktivitas pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru bermuara pada terjadinya proses belajar siswa. Dalam hal ini model-model pembelajaran yang dipilih dan dikembangkan guru hendaknya dapat mendorong siswa untuk belajar dengan mendaya gunakan potensi yang mereka miliki secara optimal. Model-model pembelajaran dikembangakan utamanya beranjak dari adanya perbedaan berkaitan dengan berbagai karakteristik siswa. Karena siswa memiliki berbagai Karakteristik kepribadian, kebiasaan-kebiasaan, modalitas belajar yang bervariasi antara individu satu dengan yang lain, maka model pembelajaran guru juga harus selayaknya tidak terpaku hanya pada model tertentu, akan tetapi harus bervariasi.
  Dasar teoritik dari kelompok model pembelajaran ini ialah teori-teori belajar Behavioristik, yaitu bertujuan mengembangkan sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dengan cara memanipulasi penguatan (reinforcement). Model ini dikenal juga sebagai model modifikasi prilaku atau “Behavioral Modifications” . Semua model pembelajaran ini bersumber dari kerangka teori behavioral. Istilah-istolah lain yang sejenis dan dipergunakan adalah teori belajar, teori belajar sosial, modifikasi prilaku, dan terafi prilaku. Kelompok model ini lebih menekankan pada asfek perubahan prilaku psikologis dan prilaku yang tidak ddapat diamati. Model-model prilaku mempunyai penerapan yang cukup luas dan diarahkan kepada bermacam-macam tujuan pendidikan, latihan prilaku antar pribadi, dan terapi. Berdasarkan pada pengendalian stimulus dan penguatan, model-model behavior (prilaku) dan kondisi-kondisi antara, baik secara idividual maupun secara kelompok, telah banyak penelitian yang dilakuan untuk mengkaji model-model ini.
            Salah satu dari karakteristik umum pada model pembelajaran prilaku, adalah dalam prihal penjabaran yang harus dipelajari peserta didik, yaitu penjabaran tugas-tugas yang harus dipelajari menjadi serangkaian prilaku dalam bentuk yang lebih kecil dan berurutan.










1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Pengertian model pembelajaran sistem perilaku
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan model pembelajran kelompok sistem perilaku
3. Untuk mengetahui teori model belajar kelompok sistem perilaku
4. Untuk Mengetahui pengertian model pembelajaran intruksi langsung
5. Untuk Mengetahui kekurangan dan kelebihan model pembelajaran intruksi langsung.
6. Untuk Mengetahui sintak model pembelajaran intruksi langsung
7. Untuk Mengetahui sistem pendukung model pembelajaran intruksi langsung
8. Untuk Mengetahui perinsip perinsip reaksi model pembelajaran intruksi langsung.
9. Untuk Mengetahui sistem sosial  model pembelajaran intruksi langsung
10. Untuk Mengetahui model pembelajaran intruksi langsung












BAB II
LITELATUR
2.1 Kajian Teoritik
2.1.1 Pengertian model pengawasan laku
menurut kemp dalam ( Sundari, 2015: 108), model pembelajaran merupakan strategi yang digunakan guru untuk meningkatkan motivasibelajar, sikap belajar di kalangan siswa, mampu berpikir kritis, memiliki keterampilan sosial, dan pencapaian hasil pembelajaran yang lebih. Model pembelajaran berisi strategi-strategi pilihan guru untuk tujuan-tujuan tertentu di kelas. Sementara,strategi merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajarantercapai secara efektif dan efisien.
Menurut pargito & wahyuni (2016 : 33),  Pemakaian model pembelajaran dalam proses belajar mengajar membangkitkan kemajuan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Oleh karena itu dengan penggunakan model pembelajaran diharapkan akan adanya perubahan suasana belajar menjadi lebih bervariasi dan aktif yang tentunya diharapkan akan dapat berpengaruh terhadap pemahaman siswa dalam menerima materi-materi yang disampaikan oleh guru. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungan. Proses perubahan tingkah laku merupakan upaya yang dilakukan secara sadar berdasarkan pengalaman ketika berinteraksi dengan lingkungan. Proses pembelajaran yang berhasil guna memerlukan teknik, metode, dan pendekatan tertentu sesuai dengan karakteristik tuuan, peserta didik, materi, dan sumber daya. Sehingga diperlukan strategi yang tepat dan efektif. Untuk menjalankan paradigma pembelajaran harus digunakanlah model-model pembelajaran yang dipakai dalam proses belajar mengajar.       
Menurut Nisrima & Hayati (2016 : 193 ), Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Dari pandangan biologis Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktifitas organisme yang bersangkutan.
.
Menurut sundari (2015  :112), Model pembelajaran modifikasi tingkah laku telah mengembangkan sistemn yang efisien dalam upayan penyusunan aktivitas-aktivitas belajar dan membentuk perilaku melalui manipulasi penguatan.
Menurut  gecer dalam (Ulug & Ozden , 2011 : 739), For a teacher, being able to interact with the student and display positive behavior such as asking questions, understanding their thoughts, showing interest and appreciation increases the students’ motivation and success. While working towards providing students at a certain development level information, experience and behavior on a certain topic, teachers become role models for students by way of their own behavior and attitude. Positive attitudes lead to success while negative attitudes lead to failure and as a result success can lead to positive ego attitudes while failure leads to negative ego attitudes. For example, if the teacher engages in belittling comments owards a student due to his/her failure, the negative effects of this will be inevitable
Menurut gecer dalam (Ulug & Ozden, 2011 : 739), Untuk seorang guru, mampu berinteraksi dengan siswa dan menampilkan perilaku positif seperti mengajukan pertanyaan, memahami pikiran mereka, menunjukkan minat dan penghargaan meningkatkan motivasi dan kesuksesan siswa. Sambil bekerja untuk memberikan siswa pada tingkat perkembangan informasi, pengalaman dan perilaku tertentu suatu topik tertentu, guru menjadi teladan bagi siswa dengan cara perilaku dan sikap mereka sendiri. Positif Sikap mengarah pada kesuksesan sementara sikap negatif mengarah pada kegagalan dan sebagai hasilnya kesuksesan dapat mengarah pada ego positif Sikap sementara kegagalan mengarah pada sikap ego negatif. Misalnya, jika guru terlibat dalam komentar yang meremehkan
terhadap seorang siswa karena kegagalannya, efek negatif ini akan menjadi tidak terhindarkan.
2.1.2 sejarah perkembangan model pembelajran kelompok sistem perilaku
Menurut joice & weil dalam (himawan, 2018 : 11-12),  model pembelajaran kelompok sistem perilaku berawal dari eksperimen mentasi conditioning klasik, tentang penghrgaan pembelajaran, yang menerapkan perisip pavlov untuk gangguan pisikologis manusia. Dalam 40 tahun terakhir, teori perilaku telah dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan dan perilaku manusia dengan penghambatan timbal balik. Pada akhir 1950─an para pendidik mulai bekerja di sekolah dengan menerapkan perinsip perilaku, terutama dalam manejemen kontingensi dan materi pembelajaran terprogram. Baberapa tipe peserta didik model pembelajaran tersebut telah sukses besar. Misalnya, beberapa peserta didik yang sebelumnya tidak membuat kemajuan dalam pengembangan bahasa dan pembelajaran sosial sekarang dpat dilatih dan seringkali bisa bergaul dengan individu laian secara normal.
Selama 30 tahun terakhir, sejumlah besar penelitian telah menunjukan keefektifan model pembelajaran kelompok perilaku dalam mengatasi berbagai macam masalah belajar, mulai drai fobia terhadap mata pelajaran seperti matematika, keterampilan sosial, masalah perilak, dan kecemasan tes. Penelitian ini juga menunjukan bahwa peosedur ini dapat digunakan secara efektif dalam pengaturan kelompok dan oleh orang awam. Kami percaya bahwa teori perilakiu saat ini menawarkan serangkaian model yang sangat berguana bagi guru, perencanaan kurikumlum, dan penyusunsna materi pembelajaran (himawan : 12).
Menurut joice & weil dalam (himawan, 2018 : 12), Istilah seperti teori pembelajaran, teori pembelajran sosial, modifikasi perilaku, dan terapi perilaku telah lama digunakan oleh berbagai ahli dibidang ini untuk merujuk pada model pembelajaran kelompok perilaku. Karena setiap istilah umumnya berkaitan dengan satu bentuk teori dasar tertentu, dalam hal ini menggunakan teori perilaku istilah yang lebih netral untuk mencakup prosedur yang di analisis dari perinsip operan dan penilaian.
2.1.3 teori model belajar kelompok sistem perilaku
Menurut joice & weil dalam (himawan, 2018 : 13), Teori perilaku berkonsentrasi pada perilaku yang dapat diamati dan mengambil pandangan yang optimis. Dengan kondisi dan waktu yang tepat, tujuan dalam belajar (dan tidak belajar) dapat tercapai dengan baik. Intinya, stimulus membangkitkan perilaku (respon) yang menghasilkan konsekuensi. Timbal balik konsekuensi negatif akan membuat kecil kemungkinanya bahwa tingka laku akan muncul, para teoritikus perilaku percaya bahwa tanggapan internal (seperti rasa takut akan kegaglan), yang menengahi tanggapan yang dapat diamati (seperti menghindari bahaya yang membangkitkan rasa takut akan kegagalan) dapat diubah.
Menurut willems dalam (zerz eva, 2008 :265), novel approach to systems and control theory, called the behavioral approach. Now, two decades later, many researchers, both applied mathematicians and theoretically inclined engineers, have taken up his ideas and have formed a lively community devoted to advancing and extending behavioral systems theory.
Menurut willems dalam (zerz eva, 2008 : 265), pendekatan baru untuk sistem dan teori kontrol, disebut pendekatan perilaku. Sekarang, dua dekade kemudian, banyak peneliti, baik yang diaplikasikan matematikawan maupun insinyur yang cenderung teoritis, telah mengambil ide-idenya dan telah membentuk komunitas yang hidup yang ditujukan untuk maju dan memperluas teori sistem perilaku.
Menurut joice & weil dalam (himawan, 2018 : 14 ), Meskipun perinsip behavioris telah digunakan untuk merancang pembelajaran, seperti sumulasi, yang telah digunakan oleh sejumlah besar peserta didik, karangka acuan behavioris cenderung mengarah pada diskrit, konkret, dan individual. Dua rangkaian yang serupa secara eksternal tidak harus diljajutkan dari rangkaian asli yang sama (satu orang yang mungkin ramah secra lahiriahkarena keramahan menarik orang sementara orang lain mungkin berperilaku serupa, namun untuk menghindari dijauhi atau diabikan. Sebaliknya, tidak ada dua orang yang akan merespon  stimulus yang sama dengan cara yang yang persis sama. Akibatnya, prosedur untuk mendorong perilaku baru melibtkan penetapan tujuan perilaku individual yang spesifik. Hal ini tidak berarti bahwa pelatihan kelompok tidak mungkin dilakukan. Hal ini berarti bahwa tujuan setiap peserta didik mungkin berbeda dan bahwa proses pelatihan perlu disesuaikan secara individual dalam hal konten.
Menurut taber dkk dalam (himawan, 2018 : 15), Gagasan kunci dalam teori perilaku didasarkan pada paradigma responsif pengulangan stimulus di mana perilaku menusia dianggap berada dibawah kendali lingkungan eksternal. Stimulus adalah “kondisi, peristiwa atau perubahan lingkungan individu yang menghasilkan perubahan perilaku”. Menurut joice & weil dalam himawan ( 2018 : 15), Stimulus bisa berupa lisan (oral atau tulisan ) atau fisik. Respon dapat didefinisikan sebagai unit perilaku. Tanggapan mungkin terselubung, seperti kecemasan atau ketegangan, seperti berbicara, memukul bolah, atau menendai sebuah kertas. Perilaku kompleks terdiri dari respon yang terdiri dari berbagai jenis tanggapan yang terkait secra fungsional ( seperti dalam pemecahan masalah pembagia yang penjang ).
Our challenge is to align our services with the theoretical framework as it evolves. Meantime, I expect work to emerge within the Learning Futures initiative to explore user behaviour with students given the ongoing evolution in the use of digital resources, ebooks and changes to the supply model. (Suzanne Enright, 2012 : 25)

Tantangan kamu adalah menyelaraskan layanan kamu dengan kerangka teoritis saat berevolusi. Sementara itu, saya mengharapkan pekerjaan muncul dalam inisiatif Pembelajaran Berjangka untuk mengeksplorasi perilaku pengguna dengan siswa mengingat evolusi yang sedang berlangsung dalam penggunaan sumber daya digital, ebooks dan perubahan pada model pasokan. (Suzanne Enright, 2012: 25)


2.2.4  Model pembelajaran langsung
a. Penertian model pembelajarn langsung
Model intruksi langsung ini didasarkan penelitian mengenai guru pada yang efektif, model ini tetap meiliki teori yang bersumber dari kelompok model perilaku, khususnya drai pemikiran para piskolog training dan perilaku ( joyce & weil : 547). Pemilihan model pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat dipengaruhi oleh materi yang akan diajarkan, juga mempengaruhi tujuan yang akan dicapai  dalam pengajaran tersebut dan tingkat kemampuan peserta didik, Di samping itu pula setiap model pembelajaran selalu memiliki tahap-tahap (sintaks) yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru. Antara sintaks yang satu dengan sintaks yang lain memiliki perbedaan. Oleh karena itu guru perlu menguasa dan dapat menerapkan berbagai lmodel pembelajaran, agar dapat mencapai tujuan pembelajar yang ingin dicapai setelah proses  pembelajarn sehingga dapat tuntas seperti yang telah ditetapkan (Djuanda & maulana : 170).
Menurut kardi dalam (djuanda &  maulana, 2015 : 170), Model Direct Intruction merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangka demi selangka.pendekatan mengajar ini sering disebut model pengajaran langsung. Apabila guru menggunakan model pengajarn langsung ini, guru mempunyai tanggung jawah untuk mengidentifikasi tujuan pembelajarn dan tanggung jawab yang besar terhadap penstrukturan isi / materi atau keterampilan, menjelaskan kepada siswa, pemodelan / mendemonstrasikan yang dikombinasikan  dengan latihan, memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih menerapkan konsep atau keterampilan yang telah dipelajari serta memberikan umpan balik. Model pengajarn langsung ini dirancang khusus menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan penetahuan prosedural dan pengetahuan dekralatif yang terstruktur dengan baik, yang dapt diajrkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangka demi selangka (Djuanda & maulana : 171).

Menurut Wenno (2014 : 170),  Direct instruction model is a learning model that has been commonly used in teaching and proven to be effective in improving student learning outcomes both in physics and non-physical subjects .According to  direct instruction is a teaching model that is teacher centered, which means that the teacher is responsible for identifying learning objectives, and then play an active role in explaining the content or skills to students. By this model, the teacher demonstrates knowledge or skills to students step by step. Furthermore, students are given the opportunity to apply the concepts or skills they learned, and the teacher gives feedback. As stated by that the advantage of direct instructional model is when the teaching learning process occurred, there is a communication that enables efficient exchange of information between teachers and students. The purpose of the current study was to determine the level of student mastery on the concept of measurement through direct instructional model

Menurut Wenno (2014 : 170),  Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang telah umum digunakan dalam pengajaran dan terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa baik dalam mata pelajaran fisika dan non-fisik. Sesuai dengan instruksi langsung adalah model pengajaran yang berpusat pada guru, yang berarti bahwa guru bertanggung jawab untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran, dan kemudian memainkan peran aktif dalam menjelaskan konten atau keterampilan kepada siswa. Dengan model ini, guru menunjukkan pengetahuan atau keterampilan kepada siswa selangkah demi selangkah. Selanjutnya, siswa diberi kesempatan untuk menerapkan konsep atau keterampilan yang mereka pelajari, dan guru memberikan umpan balik. Sebagaimana dinyatakan oleh bahwa keuntungan dari model pembelajaran langsung adalah ketika proses belajar mengajar terjadi, ada komunikasi yang memungkinkan pertukaran informasi yang efisien antara guru dan siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan tingkat penguasaan siswa pada konsep pengukuran melalui model pembelajaran langsung.
Menurut gesten dalam (kim & axelrod, 2005 : 113), If child-centered educational systems are revolutionary reactions to conventional basal instruction, Direct Instruction is a radical reform of them. Instead of attacking the philosophical underpinnings or implications of conventional instruction, Direct Instruction focuses on improving its efficacy. Direct Instruction advocates criticize the scattershot approach of common basal instruction, which is geared toward the average student. Other students—those who find the material and/or instruction too difficult or too simplistic—are largely left to adjust or adapt as best they can. Child-centered approaches provide open-ended engagements for students so that they can explore curricular material at their own interest and aptitude (kim & axelrod: 113).
Menurut gesten dalam (kim & axelrod, 2005 : 113), Jika sistem pendidikan yang berpusat pada anak bersifat revolusioner reaksi terhadap instruksi basal konvensional, Instruksi Langsung adalah reformasi radikal mereka. Alih-alih menyerang fondasi filosofis atau implikasi konvensional instruksi, Instruksi Langsung berfokus pada peningkatan kemanjurannya. Pendukung Direct Instruction mengkritik pendekatan scattershot dari instruksi basal umum yang diarahkan pada rata-rata siswa. Siswa lain — mereka yang menemukan materi dan / atau instruksi terlalu sulit atau terlalu sederhana — sebagian besar dibiarkan menyesuaikan atau beradaptasi sebaik mungkin. Pendekatan berpusat pada anak memberikan keterlibatan terbuka bagi siswa sehingga mereka dapat mengeksplorasi materi kurikuler sesuai minat dan bakat mereka sendiri.
Menurut brasch, dkk (dalam Bechtolt & Blecher, 2014 :1), Direct Instruction (DI) flashcards provide a researched based, systematic, effective form of instruction for increasing student knowledge across many academic areas. Employing the DI flashcard system provides the systematic instruction that has been shown to be effective for teaching students with disabilities a wide range of skills.
Menurut brasch, dkk dalam (Bechtolt & Blecher, 2014: 1), Direct Instruction (DI) flashcards menyediakan bentuk instruksi yang diteliti, sistematis, dan efektif untuk meningkatkan pengetahuan siswa di banyak bidang akademik. Mempekerjakan sistem flashcard DI memberikan instruksi sistematis yang telah terbukti efektif untuk mengajar siswa penyandang cacat berbagai keterampilan.
Menurut gueen allen (2009 : 137), direct instruction is a teaching method which teachers direct the instruction from one lesson on the next within a fixed time period.it is sometimes referred to as a formal lesson. direct instructions has come to have a number of different meanings, teaching  from a type of  classroom management system to any type of structured teaching to as set of specific steps to be followedd in teaching a lesson.
Menurut gueen (2009: 137), instruksi langsung adalah metode pengajaran yang guru mengarahkan instruksi dari satu pelajaran ke pelajaran berikutnya dalam periode waktu yang tetap. Kadang-kadang disebut sebagai pelajaran formal. instruksi langsung telah memiliki sejumlah arti yang berbeda, mengajar dari jenis sistem manajemen kelas untuk semua jenis pengajaran terstruktur ke set langkah spesifik yang akan diikuti dalam mengajarkan pelajaran.

Menurut Magliaro, dkk (2005 : 43-44), di has been used to describe a range of instructional models used in face to-face learning contexts—all designed to promote on-task student behavior by the teacher’s effort to monitor and control student classroom attention and persistence The various models have emerged from primarily behavioral traditions; however, over time the models have reflected the prevailing theoretical orientation to and interpretation of teacher-directed actions in a classroom. Moreover, these models may not be entitled DI per se, but share key components that translate very well into design features of live, as well as technologyenhanced or technology-driven, instruction. These components are:
1. Materials and curriculum are broken downinto small steps and arrayed in what is assumed to be the prerequisite order.
2. Objectives must be stated clearly and in terms of learner outcomes or performance.
3. Learners are provided with opportunities to connect their new knowledge with what they already know.
4. Learners are given practice with each step or combination of steps.
5. Learners experience additional opportunities to practice that promote increasing responsibility and independence (guided and/or independent; in groups and/or alone).
6. Feedback is provided after each practice opportunity or set of practice opportunities.
Menurut Magliaro, dkk (2005: 43-44), di telah digunakan untuk mendeskripsikan berbagai model pembelajaran yang digunakan dalam konteks pembelajaran tatap muka - semuanya dirancang untuk mendukung perilaku siswa yang dilakukan oleh guru untuk memantau dan mengendalikan perhatian kelas siswa. dan ketekunan Berbagai model muncul dari tradisi perilaku yang terutama; namun, lama kelamaan model tersebut mencerminkan orientasi teoritis yang berlaku dan interpretasi tindakan yang diarahkan guru di ruang kelas. Selain itu, model-model ini mungkin tidak berhak DI per se, tetapi berbagi komponen kunci yang diterjemahkan sangat baik ke dalam fitur desain hidup, serta teknologi atau didorong teknologi, instruksi. Komponen-komponen ini adalah:
1. Bahan dan kurikulum dipecah menjadi langkah-langkah kecil dan tersusun dalam apa yang dianggap sebagai prasyarat.
2. Tujuan harus dinyatakan secara jelas dan dalam hal hasil atau kinerja pembelajar.
3. Pelajar diberikan kesempatan untuk menghubungkan pengetahuan baru mereka dengan apa yang sudah mereka ketahui.
4. Peserta didik diberikan latihan dengan setiap langkah atau kombinasi langkah-langkah.
5. Pelajar mengalami peluang tambahan untuk berlatih yang mempromosikan peningkatan tanggung jawab dan kemandirian (terpandu dan / atau mandiri; dalam kelompok dan / atau sendirian).
6. Umpan balik diberikan setelah setiap kesempatan latihan atau serangkaian peluang latihan.
b. Tujuan dan asumsi
Instruksi langsung memainkan peran yang terbatas namun penting dakam program pendidkan yang komprehensif. Kritik terhadap instruksi langsung memerintakan bahwa pendekatan ini seharusnya tidak digunakan setiap saat, untuk semua bidang pendidikan, atau untuk siswa. Dua tujuan untama dari instruksi langsung adalah memaksimalkan waktu belajar siswa dan mengembangkan kemandirian dalam mencapai dan mewujudkan tujuan pendidikan. Perilaku-perilkau guru yang tampak berhubungan dengan perestasi siswa sesunggunya juga berhubungan dengan waktu yang dimiliki siswa dan rating kesuksesan mereka dalam mengerjakn tugas, yang pada giliranya juga berhubungan erat dengan perestasi siswa ( joyce & weil : 548 - 550).
Menurut arsyad & hamka (2015 :  59), Tujuan utama model ini adalah untuk memaksimalkan penggunaan waktu belajar siswa. Beberapa temuan dalam teori perilaku dihubungkan dengan waktu yang digunakan oleh siswa dalam belajar atau mengerjakan tugas dan kecepatan siswa untuk berhasil dalam mengerjakan tugas. Dengan demikian, model pembelajaran langsung dirancang untuk menciptakan lingkungan belajar terstruktur, dan berorientasi akademik.
c. Kekurangan dan kelebihan
Menurut sanjaya dalam (arsyad & hamka, 2015 : 60), Keunggulan  pembelajarn langsung adalah guru dapat mengontrol urutan dan keluasaan materi pembelajaran sehingga dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasai bahan pelajarn yang disampaikan, siswa dapat mendengar melalui penuturan tentang suatu materi pelajaran dan dapat digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar. Menurut elistina (2016 : 150), kekurangan model pembelajaran langsung adalah siswa kurang memahami konsep materi hanya menerima informasi, cenderung menghafal.pembelajaran kurang menarik perhatian, siswa cepat merasa bosan.
d.  sintak.
Menurut joyce & weil  ( 2015 : 565 ), ada beberapa sintak sebagai berikut :
1. Tahap pertama orientasi
Guru menentukan meteri pembelajaran, meninjau pelajaran sebelumnya, menentukan tujuan pembelajran, dan menentukan prosedur pembelajaran
2. Tahap kedua presentasi
Guru menjelaskan konsep atau keterampilan baru, memberi representasi visual tugas, dan memastikan pemahaman.
3. Tahap ketiga praktik terstruktur
Guru memimpin kelompok kelompok melalui contoh contoh praktik dalam beberapa langkah.siswa merespon pertanyaan.guru memberi umpan balik yang bersifat membenarkan kesalahan dan memperkuat praktik pembenaran.
4. Tahap keempat praktik terbimbing
Siswa melakukan semi independen, guru memberikan pengaliran, memonitor praktik siswa, dan memeberikan umpan balik.
5. Tahap kelima praktik mandiri
Siswa berpraktik secara mandiri di rumah atau dikelas. Umpan balik ditunda. Praktik mandiri berlangsung beberapa kali selama periode yang diperpanjang.

Menurut arsyad & hamka (2015 : 60), sintak  model pembelajaran langsung
Fase Peran guru
Fase I
Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, informaasi latar belakang pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar.
Fase II
Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan Guru mendemostrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap.
Fase III
Membimbing pelatihan Guru merencanakan dan memberikan bimbingan dan pelatihan awal.
Fase IV
Mengecek pemahaman dan memberikan upan balik Guru menecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik.

Fase V
Memberi kesempatan latihan mandiri Guru memberikan tugas kepada siswa untuk menerapkan keterampilan yang baru saja diperoleh secara mandiri.


Langkah-Langkah Penerapan Direct Instruction
Menurut  Zahriani (2014 : 101), Ada beberapa langkah yang hendaknya dipenuhi dalam penerapan model Direct Instruction ini yaitu:
1. Persiapan (Preparation)
Keberhasilan pelaksanaan model Direct Instruction sangat tergantung pada               langkah kesiapan. Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan kesiapan adalah:
a. Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif
b. Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar
c. Merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa
d. Menciptakan suasana atau iklim pembelajaran yang terbuka.
2. Penyajian
Penyajian yang akan disampaikan harus sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan, dan harus dipikirkan juga bagaimana taktik penyampaian yang akan digunakan, agar materi yang disampaikan mudah untuk dipahami
3. Korelasi
Korelasi adalah kemampuan yang diharapkan akan muncul pada siswa yaitu kemampuan untuk menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya.
4. Menyimpulkan (Generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti dari materi yang diajarkan. Menyimpulkan berarti memberikan suatu keyakinan pada siswa tentang kebenaran suatu paparan
5. Mengaplikasikan (Aplication)
Pada langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi oleh siswa. Teknik yang biasanya digunakan dalam tahap ini diantaranya pertama, dengan memberikan tugas yang relevan dengan materi yang telah diajarkan. Kedua, memberikan tes yang sesuai dengan materi ajar yang telah diberikan.
Menurut  Zahriani (2014 : 102), Model Direct Instruction bertumpu pada prinsip-prinsip psikologi prilaku dan teori belajar sosial, khususnya tentang pemodelan (modeling).belajar yang dialami manusia sebagian besar diperoleh dari suatu pemodelan, yaitu meniru prilaku dan pengalaman (keberhasilan dan kegagalan) orang lain. Sesuatu yang dipelajari dengan perhatian yang dilakukan secara sadar dan tersimpan di dalam memori jangka panjang akan dapat diulang kembali dengan perbuatan serupa oleh si pengamat.
e.   sistem pendukung
menurut elistina (2016 : 150), pembelajaran langsung masih secara konvensional yaitu dominan metode ceramah dalam penjelasan materi, siswa belajar dengan bahan ajar buku teks, mengerjakan latihan dari lembear kerja siswa. Guru belum memanfaatkan media pembelajaran yang sesuai kompleksitas materi yang disajikan.
f.    Sistem sosial
Sistem sosial dalam model intruksi langsung ini benar-benar terstruktur. Namun demikian, terdapat kesulitan-kesulitan untuk memastikan bahwa siswa mengetahuai apa yang harus dipelajari dan bagai mana pembelajaranya.upaya terkonsentrasi siswa mendorong pembelajaran (joyce & weil : 562).
g.   Prinsip prinsip reaksi
Prinsip-prinsip reaksi dipandu oleh kebutuhan untuk memberikan pengetauhan hasil, membant siswa mengandalkan diri mereka sendiri, dan melakukan penguatan.sistem dukungan mencakup rangkaian tugas pembelajaran, yang terkadang sama rumitnya dengan seperangkat materi yang dikembangkan oleh tim intruksi yang diberikan secara individual (joyce & weil : 562).
2 .2 Kajian Kritis
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
model pembelajaran perilaku adalah kerangka konseptual atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan pembelajaran sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang lebih baik yang didasari pada tanggapan atau reaksi peserta didik terhadap rangsangan atau lingkungan.
a. sejarah perkembangan model pembelajran kelompok sistem perilaku
model beljar kelompok sistem perilaku berawal dari eksperimen pengkondisian klasik pavlov tentang penghargaan yang menerapkan perisip pavlov untuk gangguan pisikologis manusia. Dalam 35 tahun terakhir, teori perilaku telah dpengaruhi oleh ilmu pengetahuan dan perilaku manusia dengan penghambatan timbal balik. Pada akhir 1950─an para pendidik mulai bekerja di sekolah dengan menerapkan perinsip perilaku, terutama bentuk managemen kontigensi dan materi pembelajaran terprogram. Bagi beberapa tipe peserta didik model pembelajaran tersebut telah sukses besar. Misalnya, beberapa peserta didik yang sebelumnya tidak membuat kemajuan dalam pengembangan bahasa dan pembelajaran sosial sekarng dapat dilatih dan seringkali bisa bergaul deno9gan individu yang lain secara normal.
Istilah seperti teori pembelajaran, teori pembelajran sosial, modifikasi perilaku, dan terapi perilaku sudah lama digunakan oleh para ahli di bidang ini untuk merujuk pada model pembelajaran kelompok perilaku tersebut. karena itu setiap istilah umumnya berkaitan dengan  dengan bentuk teori dasar tertentu, dalam hal ini menggunakan teori perilaku sitilah yang lebih netral untuk menvangkup prosedur yang di analisis dari perinsip operan dan penilaian.
b. Penertian model pembelajarn langsung
Model Pembelajaran Langsung (DI) adalah pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi.

c. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran langsung
Kelebihan
  Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa. Model pembelajaran langsung yang menekankan kegiatan mendengar (misalnya ceramah) dan mengamati (misalnya demonstrasi) dapat membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara ini.
Kekurangan
Model pembelajaran langsung berlangsung pada kemampuan siswa untuk memperoleh informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus mengajarkannya kepada siswa. Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa.
d. Sintaks
1) Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
Para siswa perlu mengetahui  dengan jelas mengapa mereka berpartisipasi  dalam  suatu  pelajaran  tertentu,  dan  mereka perlu  mengetahui  apa  yang  harus  dapat  mereka  lakukan setelah  selesai  berperan  serta  dalam  pelajaran  itu.  Guru mengkomunikasikan  tujuan  tersebut  kepada  siswa-siswanya. Melalui rangkuman rencana pembelajaran dengan cara menuliskannya di papan tulis, atau menempelkan informasi tertulis  pada  papan  buletin,  yang  berisi  tahap-tahap  dan isinya,  serta  alokasi  waktu  yang  disediakan  untuk  setiap tahap. Dengan demikian siswa dapat melihat keseluruhan alur tahap pelajaran dan hubungan antar tahap – tahap pelajaran itu.
2) Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan.
Kejelasan   informasi   atau   presentasi   yang   diberikan   guru kepada siswa    dapat    dicapai    melalui    perencanaan    dan pengorganisasian  pembelajaran  yang baik. Dalam melakukan presentasi  guru, harus menganalisis  keterampilan  yang kompleks menjadi keterampilan yang lebih sederhana dan dipresentasikan  dalam langkah-langkah  kecil selangkah demi selangkah.
3) Menyediakan latihan terbimbing
Salah satu tahap penting dalam pengajaran langsung adalah cara guru  mempersiapkan  dan melaksanakan  “pelatihan  terbimbing”. Keterlibatan  siswa  secara  aktif  dalam  pelatihan  dapat meningkatkan   retensi,   membuat   belajar   berlangsung   dengan lancar,  dan  memungkinkan  siswa  menerapkan  konsep/ keterampilan pada situasi yang baru.
4) Menganalisis pemahaman dan memberikan umpan balik
Pada  pengajaran   langsung,   fase  ini  mirip  dengan   apa  yang kadang-kadang  disebut  resitasi  atau  umpan  balik.  Guru  dapat menggunakan   berbagai   cara  untuk  memberikan   umpan  balik kepada siswa.
5) Memberikan kesempatan latihan mandiri
Kebanyakan latihan mandiri yang diberikan kepada siswa sebagai fase akhir pelajaran  pada pengajaran  langsung  adalah pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah atau berlatih secara mandiri, merupakan kesempatan bagi siswa untuk menerapkan keterampilan baru yang diperolehnya secara mandiri.
e. Sistem Sosial
Di dalam pembelajaran langsung guru memberikan informasi secara setahap demi setahap dan merancang kegiatan sedemikian rupa. Adanya kegiatan tanya jawab akan memperlancar pembelajaran.

f. Prinsip Reaksi
1. Menjelaskan tujuan pembelajaran.
2. Memotivasi dan memusatkan perhatian siswa.
3. Mendemonstrasikan dan menyajikan informasi setahap demi setahap.
4.   Merencanakan dan memberikan bimbingan pelatihan awal.
5. Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik dan memberikan umpan balik.
6. Memberikan latihan mandiri berupa pekerjaan rumah.
7. Menyediakan pengetahuan mengenai hasil-hasil.
8. Membantu siswa mengandalkan diri mereka sendiri.
9. Melakukan penguatan.
g. Sistem Pendukung
Sistem pendukung dalam model ini meliputi rangkaian pemberian tugas, media atau alat peraga seperti power point, Lembar Kerja Siswa.














BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
model pembelajaran perilaku adalah kerangka konseptual atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan pembelajaran sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang lebih baik yang didasari pada tanggapan atau reaksi peserta didik terhadap rangsangan atau lingkungan.
instruksi langsung adalah model pengajaran yang berpusat pada guru, yang berarti bahwa guru bertanggung jawab untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran, dan kemudian memainkan peran aktif dalam menjelaskan konten atau keterampilan kepada siswa
Model pembelajaran langsung memiliki lima fase yang sangat penting, yaitu fase pertama Orientasi, fase kedua Presentasi/Demonstrasi,  fase ketiga Fase Latihan Terstruktur, fase keempat Latihan Terbimbing, dan fase yang terakhir yaitu Fase Latihan Mandiri .
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa masih jauh dari kata sempurna. Kedepannya penulis akan lebih fkus dan details dalam menjelaskan tentang materi di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggungjwabkan. Untuk saran bisaa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dan bahasan makalah yang telah di jelaskan






DAFTAR PUSTAKA

Djuanda & maulana.2015,  ragam model pembelajaran di sekolah dasar, UPI: semedang perss.
Elistina, Penerapan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Berbantuan Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar  Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 5 Basi  Kecamatan Basidondo Tolitoli. Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9, 2014.

Gueen allen. 2009, the block scheduling handboox.india : corwin perss.
Hamka L & Arsyad, Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sistem Gerak Di Sma Negeri 1 Donri–Donri. Jurnal Bionature, Volume 16, Nomor 1, April 2015.

Hamka L & Arsyad, Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sistem Gerak Di Sma Negeri 1 Donri–Donri. Jurnal Bionature, Volume 16, Nomor 1, April 2015.

Himawan P & madjis et all. 2018, Model pembelajaran sistem perilaku. Yogyakarta : Media akademi.

Joyce B & weil. 2015, models of teaching. Yogyakarta : pustaka pelajar.

Kim T & Axelrod, Direct Instruction: An Educators’ Guide And A Plea For Action. Volume Number 6, Issue Number 2, 2005.

Magliaro S. Lockee, Direct Instruction Revisited A Key Model for Instructional Technology. ETR&D, Vol. 53, No. 4, 2005.



 Nisrima s. yunus, Hayati, Pembinaan perilaku sosial remaja penghuni yayasan islam media kasih kota banda aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan Unsyiah,  Volume 1, Nomor 1 Agustus 2016.

Sundari hana, model-model pembelajaran dan pemefolehan bahasa Kedua/asing, Jurnal Pujangga Volume 1, Nomor 2, Desember 2015.


Ulug M & Ozden, The effects of teachers’ attitudes on students’ personality and
Performance. 30. 2011.

wahyuni S, Darsono, pargito, pengembangan model pembelajaran inquiry untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah sosial di masyarakat. Jurnal studi sosial, vol 4, no 1 2016.

Wenno hendrik, Direct Instruction Model to Increase Physical Science Competence of Students as One Form of Classroom Assesment. International Journal of Evaluation and Research in Education (IJERE) Vol.3, No.3, September 2014

Zahriani, Kontektualisasi Direct Instruction Dalam Pembelajaran Sains.
  Lantanida Journal, Vol. 1 No. 1, 2014.

Zers eva, behavioral systems theory a survey. Int. J. Appl. Math. Comput. Sci, Vol. 18, No. 3, 2008.


0 komentar:

Posting Komentar

 

Fadillah's blog Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review