PERCOBAAN
13
Disusun Oleh :
Fadillah Rahmayani (RSA1C317002)
Rini Siski Fitriani (RSA1C317009)
Pendidikan Fisika PGMIPA-U 2017
I. JUDUL
Ester
II. HARI / TANGGAL
Senin, November 2017
III. TUJUAN
1. Mensintesis sekurang-kurangnya 3 macam
ester.
3. Mengetahui pengaruh konsentrasi asam
karboksilat terhadap reaksi .
4. .kesetimbangan pada pembuatan ester.
5. Mengenal bau khas dari beberapa macam
ester.
6. Menggunakan ester sebagai bahan
pembuatan sabun.
7. Mengetahui prinsip saponifikasi.
8. Membuat berbagai macam sabun untuk
bahan pencuci dan kosmetik.
9. Menguji daya kerja sabun dalam air
sadah.
IV. PERTANYAAN PRA PRAKTEK
1. Tulis
rumus umum dari senyawa ester.
Jawaban
:
2. Tulis
struktur umum dari (a) alkohol primer, (b) alcohol sekunder, (c) alcohol
tersier.
Jawaban :
a) R
– OH
b) R’
– C – R”
ǀ
OH
c) R’
ǀ
R’”A – C – R”
ǀ
OH
3. Tulislah
persamaan reaksi antara
a. Alkohol
primer dengan asam karboksilat
Jawaban :
Jawaban :
R – OH + R – C –
OH R
– C – O – R’ + H2O
‖
O
b. Alkohol
sekunder dengan asam karboksilat
Jawaban :
R’ – R – R” + R – C –
OH R
– C – O – R – R” + H2O
ǀ ‖ ǀ
OH O R’
c. Alkohol
tersier dengan asam karboksilat
Jawaban :
R” O R”
ǀ ‖ ǀ
R’ – C + R – C –
OH R
– C – O – C – R + H2O
ǀ ǀ
OH R
4. Tuliskan
reaksi pembuatan aspirin (asetil salisilat)
Jawaban :
OH O OH O
‖ ‖
C
– OH +
CH3OH C
– OCH3+ H2O
5. Apakah
perbedaan esterifikasi dengan netralisasi
Jawaban :
Esterifikasi
: Reaksi Pengesteran yaitu asam karboksilat dengan alkohol
Netralisasi
: Reaksi Penetralan yaitu asam dan basa
6. Apakah
bahan dasar pembuatan sabun?
Jawaban :
Asam
lemak dengan basa
7. Gambarkan
satu molekul khas lemak dan tulislah persamaan reaksi saponifikasi
untuk menghasilkan sabun natrium.
Jawaban :
O
//
CH2 – C
C17H35
O O CH2 –
OH
// //
CH –
C +
3 NaOH 3
C17H35 +
CH – OH
C17H35
O O- Na +CH2 -
OH
//
CH2 – C
C17H35
V. LANDASAN TEORI
Dalam kimia, ester adalah suatu senyawa organik yang terbentuk melalui penggantian
satu (atau lebih) atom hidrogen pada gugus hidroksil dengan suatu gugus organik (biasa
dilambangkan dengan R')
Senyawa-senyawa
ester
Banyak ester memiliki bau seperti bau buah-buahan, sehingga banyak
senyawanya dijadikan perasa dan aroma buatan.
Nama ester
|
Struktur
|
Bau atau terdapat di
|
Fruity
|
||
fruity, ylang ylang, feijoa
|
||
Metil butirat (metil butanoat)
|
||
Methyl pentanoat (metil valerat)
|
||
Amil asetat (pentil asetat)
|
||
Pentil butirat (amil butirat)
|
||
Pentil heksanoat (amil kaproat)
|
||
Pentil pentanoat (amil valerat)
|
||
[[]]
|
(Tobing,
Rangke,1978 : 289-290)
Ester dibuat
dari asam karboksilat dan lcohol melalui reaksi esterifikasi dengan bantuan
katalis H2SO4 pekat.Reaksi esterifikasi sebenarnya
merupakan reaksi kesetimbangan.
Reaksi esterifikasi
bersifat reversible. Untuk memperoleh rendemen tinggi dari ester
itu, kesetimbanghan harus di geser kearah sisi ester. Suatu teknik untuk
mencapai ini adalah menggunakan salah satu zat pereaksi yang murah secara
berlebihan .teknik lain adalah membuang salah satu produk dari dalam campuran
reaksi (misalnya dengan destilasi air secara azeotrop).
(Hiskia,
ahmad, 2001: 76)
Kegunaan Ester
1) Senyawa ester dengan rantai pendek
(ester yang berasal dari asam karboksilat dan alkohol suku rendah) banyak
terdapat dalam buah-buahan yang menimbulkan aroma dari buah tersebut, sehingga
disebut ester buah-buahan. Senyawa ester ini banyak digunakan sebagai penyedap
atau esens.
Aroma pisang pada makanan atau minuman dapat diperoleh dengan menambahkan
ester amil asetat.Benzil Asetat memberikan aroma strawberry pada makanan atau
minuman.Di samping itu digunakan juga sebagai pelarut pada pembuatan cat, cat
kuku, dan perekat.
Tabel CONTOH AROMA SENYAWA ESTER
Rumus Struktur
|
Jenis Ester
|
Aroma
|
CH3COOC5H11
C4H9COOC5H11
C3H1COOC5H11
C3H7COOC4H9
C3H7COOC3H7
|
Amil Asetat
Amil Valerat
Amil Butirat
Butil Butirat
Propil Butirat
|
Buah Pisang
Buah Apel
Buah Jambu
Buah Nanas
Buah Mangga
|
2) Amil asetat banyak digunakan sebagai pelarut untuk damar dan lak.
3) Esterifikasi etilen glikol dengan asam bensen 1.4 dikarboksilat
menghasilkan poliester yang digunakan
sebagai bahan pembuat kain.
4) Ester yang
berasal dari gliserol dengan asam karboksilat suku rendah atau tinggi (minyak
dan lemak). Digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan sabun dan mentega
(margarin).
5) Ester dari alkohol suku tinggi dan asam karboksilat suku tinggi, ester ini disebut lilin (wax), lilin ini berbeda dengan lilin hidrokarbon (lilin parafin). Kegunaannya ialah untuk pemoles mobil dan lantai.
(Tim kimia dasar, 2017: 75-76)
Ester atau alkil alkanoat, adalah senyawa turunan
alkana dengan gugus fungsi -COO- dan rumus umum CnH2nO2. Ester
merupakan salah satu senyawa yang istimewa karena
General formula
of a carboxylate ester
dapat ditemukan baik di buah-buahan, lilin, dan lemak.
Ester juga memiliki bau yang harum sehingga banyak dimanfaatkan oleh manusia
dalam berbagai bidang. Ester diberi nama alkil alkanoat, dimana alkil adalah
gugus karbon yang terikat pada atom O (gugus R’) dan alkanoat adalah gugus
R-COO-.
Adapun rumusan penentuan tata nama ester didasarkan
pada beberapa hal:
1. Rantai induk
adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus alkanoat.
2. Penomoran
dimulai dari atom C pertama yang terikat pada atom O.
Rumus penentuan tata nama senyawa ester secara umum
adalah:
(no.cabang) (nama cabang) (nama rantai induk)
Contoh:
CH3-CH2-COO-CH2-CH3: etil propanoat
CH3-CH2-CH2-CH2-COO-CH3: metil pentanoat
CH3-CH2-COO-CH2-CH(CH3)-CH3: 2-metil propil propanoat
Ester memiliki beberapa sifat, yaitu:
1. Sifat Fisis
Lebih
polar dari eter tapi kurang polar dibandingkan alkohol
Semakin
panjang rantainya, ester semakin tidak larut dalam air
Dalam
ikatan hidrogen, ester berperan sebagai akseptor hidrogen, tapi tidak dapat
berperan sebagai donor hidrogen
Lebih
volatil dibandingkan asam karboksilat dengan berat molekuler yang sama
2. Sifat Kimia
Dapat
mengalami hidrolisis
Dapat mengalami reaksi
penyabunan
Reaksi-reaksi ester:
1. Hidrolisis
Ester
terhidrolisis dalam suasana asam membentuk alkohol dan asam karboksilat.Reaksi
hidrolisis ini merupakan kebalikan dari reaksi esterifikasi / pembentukan
ester. Adapun reaksinya dapat ditulis sebagai:
CH3-COO-C2H5 + H2O → CH3COOH + C2H5OH
2. Saponifikasi / penyabunan
Ester, khususnya
ester lemak dan minyak, dapat bereaksi dengan basa kuat seperti NaOH atau KOH
menghasilkan sabun.Reaksi ini disebut saponifikasi atau penyabunan.Hasil
samping reaksi ini adalah gliserol.
Berdasarkan jenis
asam dan alkohol penyusun, ester dapat dikelompokkan dalam 3 golongan, yaitu
ester buah-buahan, lilin, serta lemak dan minyak. Berikut adalah ketiga
golongan tersebut:
1. Ester buah-buahan
Ester dari asam
karboksilat suku rendah dengan alkohol suku rendah akan membentuk ester dengan
10 atau kurang atom C. Ester ini pada suhu kamar akan berbentuk zat cair yang
mudah menguap dan memiliki aroma khas yang harum. Karena banyak ditemukan di
buah-buahan atau bunga, ester jenis ini disebut sebagai ester buah-buahan.
Contohnya adalah:
Etil format
beraroma rum
Isopentil
asetat beraroma pisang
Etil
butirat beraroma nanas
Metil
salisilat beraroma sarsaparilla
Propil
asetat beraroma pir
n-Oktil
asetat beraroma jeruk manis
Metil
butirat beraroma apel
2. Lilin
Lilin atau wax adalah ester dari asam
karboksilat berantai panjang dengan alkohol berantai panjang juga. Beberapa
jenis lilin tersebut contohnya:
Lilin lebah dari sarang lebah memiliki rumus C22,25H47,51COOC32,34H65,69
Spermacet dari rongga kepala ikan paus memiliki rumus C15H31COOC16H33
Carnacauba dari daun palem Brazil memiliki rumus C25,27H51,55COOC30,32H61,65
Namun perlu diperhatikan bahwa lilin yang dimaksud di
sini bukan lilin yang sering dipakai ketika mati lampu ya, karena lilin
tersebut termasuk golongan hidrokarbon parafin, bukan ester.
3. Lemak dan minyak
Lemak merupakan ester dari gliserol dengan asam-asam
karboksilat suku tinggi.Lemak merupakan salah satu golongan ester yang paling
banyak terdapat di alam.Adapun contoh lemak adalah lemak sapi, sedangkan contoh
minyak adalah minyak jagung dan minyak kelapa.Apa yang membedakan lemak dan
minyak? Lemak pada suhu kamar memiliki bentuk padat sedangkan minyak berbentuk
cair, serta lemak bersumber dari hewan sedangkan minyak bersumber dari
tumbuhan.
(sukardjo, 1983:
45-46)
Ester merupakan
isomer fungsi dari asam karboksilat dengan gugus fungsi -COOH-
Rumus umum asam ester adalah CnH2NO2.
Rumus umum asam ester adalah CnH2NO2.
Ester merupakan
senyawa yang relatif polar (larut dalam air). Sifat istimewa dari ester yaitu
memiliki aroma yang khas yang tidak dimiliki oleh turunan lain adalah aromanya.
Semakin kecil berat molekulnya atau semakin pendek rantai karbonnya,ester akan
memberikan aroma yang khas.
Senyawa –
senyawa ester antara lain mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1. Pada umumnya mempunyai bau yang harum, menyerupai
bau buah-buahan.
2. Ester dapat mengalami hidrolisis menjadi asam
karboksilat dan alkohol.
3. Karena baunya yang sedap maka ester banyak
digunakan sebagai esen pada makanan.
(Raymond Chang,
2004 : 256)
Sifat-Sifat Ester
a) Sifat Fisis
1) Ester memiliki titik didih dan titik
beku yang lebih rendah dari titik
didih dan titik beku asam karboksilat asalnya.
didih dan titik beku asam karboksilat asalnya.
2) Ester suku rendah berupa zat cair
yang berbau harum (beraroma
buah-buahan).
buah-buahan).
b) Sifat Kimia
1) Ester bersifat netral dan tidak
bereaksi dengan logam natrium
maupun PCl3.
maupun PCl3.
2) Ester dapat mengalami hidrolisis
menjadi asam karboksilat dan
alkohol.
alkohol.
3) Hidrolisis ester suku tinggi dengan
NaOH atau KOH menghasilkan
sabun dan gliserol (reaksi penyabunan).
sabun dan gliserol (reaksi penyabunan).
4) Ester dapat mengalami reduksi menjadi
alkohol pada suhu rendah.
Kegunaan Ester
Senyawa ester dengan rantai pendek (ester yangberasal dari asam karboksilat suku rendah dengan alkohol suku rendah) banyak terdapat dalam buah-buahanyang menimbulkan aroma dari buah tersebut, sehingga disebut ester buah-buahan.
Senyawa ester ini
banyak digunakan sebagai penyedapatau esens.
Aroma pisang pada makanan atau minuman dapat diperolehdengan menambahkan ester amil asetat.Benzilasetat memberikan aromastrawberry pada makanan atau minuman.
Di samping itu digunakan juga sebagai
pelarut pada pembuatan cat, cat kuku, dan perekat.
2) Ester yang berasal dari gliserol dengan asam karboksilat suku rendah atau tinggi (minyak dan lemak).
Digunakan sebagai bahan baku untuk
pembuatan sabun dan mentega (margarin).
3) Ester dari alkohol suku tinggi dan
asam karboksilat suku tinggi. Ester ini disebut lilin (wax), lilin ini berbeda
dengan lilin hidrokarbon (lilin parafin).Kegunaannya ialah untuk pemoles mobil
dan lantai.
(4) Ester dapat mengalami reduksi menjadi alkohol pada suhu rendah.
Contoh:
Kegunaan Ester
1) Eester yang berasal dari asam karboksilat suku rendah dengan alkohol suku rendah) banyak terdapat dalam buah-buahan yang menimbulkan aroma dari buah tersebut, sehingga disebut ester buah-buahan.Senyawa ester ini banyak digunakan sebagai penyedap atau esens.
2) Sebagai pelarut pada pembuatan cat, cat kuku, dan perekat.
3) Ester yang berasal dari gliserol dengan asam karboksilat suku rendah atau tinggi (minyak dan lemak).
Digunakan sebagai bahan baku untuk
pembuatan sabun dan mentega (margarin).
4)Ester dari
alkohol suku tinggi dan asam karboksilat suku tinggi. Ester ini disebutlilin
(wax), lilin ini berbeda dengan lilin hidrokarbon (lilin parafin).Kegunaannya
ialah untuk pemoles mobil dan lantai.
(Respati, 1976
:155-156)
VI. ALAT & BAHAN
Alat
1. > Tabung Reaksi
2. > Pipet Tetes
3. > Kaca Arloji
4. > Penangas Air
5. > Lakmus
6. > Gelas Piala 500mm
7. > Thermometer
8. > Batang Pengaduk
|
Bahan
1. > 1ml asam asetat glosial
2. > 1ml Isoamel alcohol
3. > H2SO4 6M
4. > Mitanol 3ml
5. > Asam Benzanoat 250ml
6. > Asam butifat 1ml
7. > NaOH 10%
8. > Minyak Kelapa
9. > HCL 10%
1>> Larutan NaCL
11. CaCL2 1M
12. MgSO41M
13. Timbal Nitrat 1M
|
VII. PROSEDUR KERJA
A. Sintesis dan identifikasi ester
Dimasukan 1ml
CH3COOH + 1ml Isoamil alkohol
Penangas
air
|
Tambahkan
10 tetes H2SO4
Panaskan ±
10 menit sampai terbentuk 2 lapisan
Dipindahkan
lapisan atas yang terbentuk kedalam kaca arloji menggunakan
pipet tetes
Hasil
pengamatan
|
Diidentifikasi
zat tersebut dengan dicium baunya
3 tabung
reaksi
|
B. Esterifikasi dengan alkohol berlebih
Dimasukan kedalam
masing – masing tabung 3 ml CH3COOH
Kedalam
masing – masing tabung dimasukkan etanol 2ml, 3mldan 4ml
Ditambahkan
10 tetes H2SO4
Penangas
air
|
dipanaskan
± 10 menit
Hasil
pengamatan
|
C. Sintesis beberapa
ester
tabung
reaksi
|
Dimasukan 1ml
CH3COOH + 1 ml n-butanol
Penangas
air
|
Tambahkan
10 tetes H2SO4
Panaskan ±
10 menit sampai terbentuk 2 lapisan
Dipindahkan
lapisan atas yang terbentuk kedalam kaca arloji menggunakan
pipet tetes
Hasil
pengamatan
|
Diidentifikasi
zat tersebut dengan dicium baunya
3 tabung
reaksi
|
D. Esterifikasi dengan asam berlebih
Dimasukan 4ml,
6ml, 8ml CH3COOH
Ditambahkan
3 ml etanol ke masing – masing tabung
Ditambahkan 15
tetes H2SO4 kedalam masing-masing tabung reaksi
dikocok
merata dan dipanaskan
Penangas air
|
Hasil
pengamatan
|
tabung
reaksi
|
E. Saponifikasi ester
Dimasukan 1ml
NaOH 10%
Penangas
iar
|
Di
masukkan 3 ml ester yang dibuat di percobaan C
Ditambahkan
kedalam penangas air sampai bau ester hilang, lalu dipanaskan tabung reaksi ±
25 menit
tabung
reaksi
|
Didinginkan
tabung reaksi tersebu dibawah aliran air dingin
Ditambahka
kedalam 1ml HCl 10% yang telah dingin lalu diaduk
Diperiksa
keasamannya dengan kertas lakmus
Hasil
pengamatan
|
gelas
piala 500ml
|
F. Pembuatan sabun
Dimasukan
kedalam 5ml minyak kelapa + 15ml NaOH 3M + 20ml
etanol. Dipanaskan
pada
suhu ± 90°C selama 20 menit dan didinginkan
gelas
piala
|
setelah
terbentuk padatan diambil sedikit padatan yang terbentuk dan dimasukan ke
tabung reaksi, lalu dilarutkan dengan air panas dan dikocok kuat-kuat
Ditambahkan 2ml
larutan panas NaCl jenuh lalu diuji nyala dalam
berbagai larutan
Hasil
pengamatan
|
VIII. DATA PENGAMATAN
A. SINTESIS
DAN IDENTIFIKASI ESTER
1. Tuliskan
persamaan reaksi esterifikasi
Jawab :
2. Apakah
reaksi berjalan seperti yang dituliskan
Jawab : Ya, reaksi berjalan seperti yang
dituliskan
3. Bukti-bukti
terjadinya reaksi
Jawab :
Aroma
yang timbul dari reaksi yaitu aroma nangka
Tabung
reaksi terasa panas saat dipegang
Terjadi
2 lapisan, lapisan atas bewarna putih transparan, dan lapisan bawah bewarna
pink
4. Ester
yang dihasilkan berbau seperti: nangka
B. ESTERIFIKASI DENGAN ALKOHOL BERLEBIH
Tabung
|
Volume asam
|
Alkohol (ml)
|
Tebal lapisan ester
|
Bau
|
1
|
3
|
2
|
2
|
Pisang
|
2
|
3
|
3
|
3
|
Balon
|
3
|
3
|
4
|
4
|
Balon menyengat
|
Kesimpulan : Semakin banyak reaktan yang
direaksikan(alcohol berlebih) maka produk yang dihasilkan semakin besar
C. REAKSI
BEBERAPA ESTER
Persamaan Reaksi
|
Bereaksi/tidak bereaksi
|
Ciri fisis dari produk
|
Bereaksi
|
Bau permen karet, mengendap
|
|
Bereaksi
|
Warna bening, panas
|
|
Bereaksi
|
Warna bening, bau pisang busuk, panas
|
Kesimpulan : Reaksi asam karboksilat dan
alcohol menghasilkan ester dengan cirri fisis berbeda-beda sesuai jumlah atom
C-nya
D. ESTERIFIKASI
DENGAN ASAM BERLEBIH
Tabung
|
Volume asam
|
Alkohol (ml)
|
Tebal lapisan ester
|
Bau
|
1
|
4
|
3
|
3
|
Pisang
|
2
|
6
|
3
|
4
|
Balon
|
3
|
8
|
3
|
5
|
Balon menyengat
|
Kesimpulan : Semakin banyak reaktan yang
direaksikan(asam berlebih) maka produk yang dihasilkan semakin besar
E. SAPONIFIKASI ESTER
1. Gambar
rumus bangun metal salisilat dan buatlah persamaan reaksinya dengan NaOH?
2. Persamaan
reaksi prosuk A dengan HCL
3. Hail
pemeriksaan kertas lakmus
Jawab : pH= 1 (asam)
F. PEMBUATAN SABUN
1. Gambarkan
struktur trigliserida yang Anda gunakan dalam percobaan ini. Lalu tulis reaksi
penyabunannya
2. Jelaskan
mengapa penambahan campuran reaksi ke dalam air dapat digunakan sebagai uji
kesempurnaan reaksi penyabunan
Jawab : Karena dengan memasukkan campuran tersebut ke dalam air, kita akan
mengetahui reaksi penyabunan tersebut telah sempurna atau belum. Apabila telah
sempurna maka akan diperoleh larutan jernih berbuih tanpa tetes minyak pada
permukaan.
Pengamatan terhadap daya kerja sabun
Sabun dalan larutan
|
Pengamatan
|
CaCl2
|
Bewarna putih susu, tidak berbusa, larut
|
MgSO4
|
Bewarna putih keruh, tidak berbusa, larut
|
Pb(NO3)2
|
Bewarna putih kekuningan, tidak berbusa, tidak larut, ada endapan
|
XI. PEMBAHASAN
A. SINTESIS DAN IDENTIFIKASI ESTER
Dalam percobaan ini,
hal yang kami lakukan yaitu memasukkan 1 ml asam asetat dan 1 ml isoamil
alcohol ke dalam tabung kemudian menambahkan H2SO4 6M dan memanaskannya di atas
penangas air. Kemudian larutan dipindahkan beberapa tetes ke kaca arloji untuk
diidentifikasi.
Berdasarkan hasil
pengamatan, diperoleh bahwa larutan tersebut menghasilkan senyawa berupa ester
sehingga reaksi itu disebut reaksi esterifikasi.
Reaksi ini melibatkan
asam karboksilat yang pada percobaan ini berupa asam asetat dan alcohol berupa
etanol dengan bantuan katalis H2SO4 didapatkanlah senyawa ester berupa etil
etanoat dan air
Senyawa ester yang
dihasilkan memiliki cirri-ciri : beraroma harumyang mirip dengan aroma nangka,
kemudian tabung reaksi terasa panas dipegang hal ini menandakan telah terjadi
reaksi eksoterm pada reaksi tersebut, dan terbentuk 2 lapisan pada akhir
reaksi, lapisan atasnya bewarna putih transparan dan lapisan bawahnya bewarna
pink. Adapun persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :
B. ESTERIFIKASI DENGAN ALKOHOL
BERLEBIH
Pada percobaan ini
yang kami lakukan adalah memasukkan masing-masing 3 ml asam ke dalam 3 buah
tabung dan men ambahkan alcohol dengan volume yang berbeda-beda. Pada tabung I
ditambahkan 2 ml alcohol, pada tabung 2 ditambahkan 3 ml alcohol, dan pada tabung
3 ditambahkan 4 ml alcohol. Kemudian di setiap tabung ditambahkan H2SO4 sebagai
katalisnya.
Dari hasil pengamatan
didapatkan bahwa tebal lapisan ester pada tabung I adalah 2 ml dengan aroma bau
pisang. Pada tabung 2 tebal lapisan ester adalah 3 ml dengan aroma bau balon.
Pada tabung 3 tebal lapisan ester 4 ml dengan aroma bau balon menyengat.
Metode esterifikasi
dengan alcohol berlebih ini merupakan salah satu usaha untuk memperbesar
hasil(produk). Apabila kita memperbesar produk maka kesetimbangan akan bergerak
kea rah reaktan . Karena itu semakin banyak reaktan yang berlebih maka produk
yang dihasilkan akan semakin besar..
C. REAKSI BEBERAPA ESTER
Pada reaksi kami
mereaksikan 3 macam asam karboksilat dan alcohol yang berbeda-beda untuk
menghasilkan senyawa ester.
Pada tabung 1 kami
mereaksikan asam benzoate dengan methanol dan dibantu oleh katalis H2SO4
sehingga didapatkan hasil reaksi berupa senyawa ester yang memiliki ciri fisis
bau permen karet dan mengendap. Adapun reaksinya adalah sebagai berikut :
Pada tabung 2 kami
mereaksikan asam asetat dengan butanol dan dibantu oleh katalis H2SO4 sehingga
didapatkan hasil reaksi berupa senyawa ester yang memiliki ciri fisis bewarna
bening dan panas yang berarti mengalami reaksi eksoterm. Adapun reaksinya adalah
sebagai berikut :
Pada tabung 3 kami
mereaksikan asam butirat dengan butanol dan dibantu oleh katalis H2SO4 sehingga
didapatkan hasil reaksi berupa senyawa ester yang memiliki ciri fisis bewarna
bening, beraroma pisang busuk, dan panasyang berarti reaksi yang terjadi adalah
reaksi isoterm. Adapun reaksinya adalah sebagai berikut :
Hal ini menunjukkan
bahwa jika asam karboksilat dan alcohol di reaksikan dan dibantu dengan katalis
H2SO4 maka ada dihasilkan senyawa ester. Senyawa ester yang dihasilkan
berbeda-beda dan memiliki cirri khas masing-masing sesuai dengan jumlah atom C
yang direaksikan
D. ESTERIFIKASI DENGAN ASAML
BERLEBIH
Pada percobaan ini
yang kami lakukan adalah memasukkan masing-masing 3 ml alkohol ke dalam 3 buah
tabung dan menambahkan asam karboksilat dengan volume yang berbeda-beda. Pada
tabung I ditambahkan 4 ml asam, pada tabung 2 ditambahkan 6 ml asam, dan pada
tabung 3 ditambahkan 8 ml asam. Kemudian di setiap tabung ditambahkan H2SO4
sebagai katalisnya.
Dari hasil pengamatan
didapatkan bahwa tebal lapisan ester pada tabung I adalah 3 ml dengan aroma bau
pisang. Pada tabung 2 tebal lapisan ester adalah 4 ml dengan aroma bau balon.
Pada tabung 3 tebal lapisan ester 5 ml dengan aroma bau balon menyengat.
Metode esterifikasi
dengan alcohol berlebih ini merupakan salah satu usaha untuk memperbesar
hasil(produk). Apabila kita memperbesar produk maka kesetimbangan akan bergerak
kea rah reaktan . Karena itu semakin banyak reaktan yang berlebih maka produk
yang dihasilkan akan semakin besar..
E. SAPONIFIKASI ESTER
Pada percobaan ini hal
yang dilakukan adalah memasukkan 1 ml NaOH 10% ke dalam tabung reaksi kemudian
menambahkannya dengan 3 ml asam salisilat. Lalu dipanaskan di atas penangas air
selama 25 menit. Setelah itu dinginkan tabung. Lalu tambahkan 1 ml HCL 10%,
kemudian mengukur tingkat keasamannya dengan menggunakan lakmus.
Berdasarkan hasil
pengamatan
Reaksi asam salisilat dan natrium
hidroksida dengan bantuan katalis H2SO4 akan mengahasilkan ester dan air.
Produknya ester kemudian direaksikan kembali dengan asam klorida (suasana asam)
sehingga mnghasilkan.
Dengan hasil pengukuran tingkat
keasamannya sama dengan 1.
F. PEMBUATAN SABUN
Pada percobaan ini
dilakukan dengan mereaksikan 5 ml minyak kelapa, 15 ml NaOH 3M,20 ml etanol
dengan cara dipanaskan hingga mencapai suh 90 derajat C
Larutan NaOH bewarna
putih agak kekuningan, minyak kelapa bewarna putih, sedangkan etanol bewarna
putih. Setalah dicampurkan dalam gelas piala dan diapanaskan, muncul gelembung
dan campuran bewarna kuning. Setelah dipanaskan 90 derajat C dan didinginkan,
campuran tadi berubah menjadi padat. Lalu setelah itu, campuran tadi di
campurkan dengan air panas dankemudian mengocoknya. Hal ini beryujuan untuk
mengetahui reaksi penyabunan telah sempurna atau belum. Apabila reaksi
penyabunan telah sempurna maka ketika dicampurkan dengan air panas dan
dikocoklarutan tersebut tetap jjernih dan berbuih tanpa ada tetes minyak pada
permukaannya. Hal ini disebut denganuji kesempurnaan penyabunan.
Kemudian setelah
larutan tersebut diuji dan didinginkan larutan tersebt ditambhkan dengan 25 ml
larutan panas NaCl jenuh. Tujuannya agar padatan sabun akan terpisah dari
gliserol. Kemudian larutan didinginkan lagi. Setelah itu larutan direaksikan
dengan CaCl2, MgSO4, dan PbNO3.
Berdasarkan hasil
pengamatan, pada tabung 1 sabn direaksikan dengan CaCl2 hasilnya berupa larutan
bewarna putih susu,tidak berbusa, larut. Pada tabt 2 sabun direaksikan dengan
MgSO4 hasilnya berupa larutan bewarna putih keruh, tidak berbusa, dan larut.
Pada tabung 3 sabun direaksikan dengan PbNO3 hasilnya berupa larutan bewarna
putih kekuningan, tidak berbusa, tidak larut, dan terdapat endapan.
Pada ketiga tabung
tersebut, air sabun tidak berbusa/berbuih, hal ini dikarenakan ke-3 larutan
yang direaksikan itu nerupakan air sadah. Sabun tidak dapat berbusa dalam air
sadah karena ion stearat bereaksi dengan Ca, Mg, dan Pb sehingga menjadi keras
membentuk komponen scum yang tidak larut dalam Ca,. Mg, dan Pb stearat.
X. PERTANYAAN
PASCA PRAKTEK
1. Setelah pengamatan sabun,
maka diperoleh endapan yaitu asam lemak. Apakah asam lemak itu murni atau
campuran ?
Jawab : asam lemak yang diperoleh adalah
asam lemak yang berasal dari asam karboksilat tertentu
yang murni.
2. Mengapa sabun tidak baik bekerja di
air sadah ?
Jawab : karena di dalam air sadah
mengandung ion-ion C42+ dan Mg2+ yang
jika bereaksi dengan anion HCO2-,SO4- akan
membuat sabun sukar larut.
3. Apakah air di laboraturium anda
tergolong sadah ?
Jawab : tida tetapi air lunak yaitu air
yang dengan kaar mineral yang rendah, untuk membuktikannya yaitu dengan sabun.
Pada air lunak sabun menghasilkan busa yang banyak.
4. Jika pada sabun tersedia minyak kelapa 1 ton, berapa kg
sekurang-kurangnya natrium hidroksida yang diperlukan ?
Jawab: 1 mol minyak kelapa membutuhkan
3mol NaOH, jadi jika 1 ton minyak kelapa maka 2 ton/300 kg NaOH.
XI. KESIMPULAN
1. 3
macam ester yang telah disintesis pada percobaan ini antara lain :
2. Semakin
besar konsentrasi alcohol maka semakin cepat reaksi kesetimbangan pada
pembuatan ester, sebaliknya Semakin kecil konsentrasi alcohol maka semakin
lambat reaksi kesetimbangan pada pembuatan ester.
3. Semakin
besar konsentrasi asam karboksilat maka semakin cepat reaksi kesetimbangan pada
pembuatan ester, sebaliknya Semakin kecil konsentrasi asam karboksilat maka
semakin lambat reaksi kesetimbangan pada pembuatan ester.
4. Bau
khas dari beberapa macam ester, antara lain :
5. Ester
dapat digunakan sebagai bahan pembuatan sabun
6. Saponifikasi
adalah reaksi penyabunan asam lemak dengan basa yang menghasilkan sabun dan
gliserol. Asam lemak dihasilkan dari hidrolisis lemak atau minyak yang
dipanaskan
7. Dengan
adanya percobaan ini kami dapat membuat berbagai macamsabun untuk bahan pencuci
dan untuk kosmetik
8. Daya
kerja sabun dalam air sadah yaitu sabun tidak berbuih (tidak berdaya) karena
ion stearat bereaksi dengan Ca, Mg, dan Pb sehingga menjadi keras membentuk komponen
scum yang tidak larut dalam Ca,. Mg, dan Pb stearat
XII. DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Hiskia.
2001. Kinetika Kimia. Bandung : ITB
Change, Raymond.
2004. Kimia Dasar Jilid IV. Bandung : ITB
Rangke, Tobing.
1978. Kimia Dasar Jilid II.Jakarta : Erlangga
Respati.
1976. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga
Sukardjo.
1983. Chemistry. Jakarta. Bailmu
Tim Penyusun. 2017. Penuntun Pratikum Kimia Dasar. Jambi : UNJA
0 komentar:
Posting Komentar