PERCOBAAN 3
Oleh :
Fadillah Rahmayani (RSA1C317002)
Rini Siski Fitriani (RSA1C317009)
Pendidikan Fisika PGMIPA-U 2017
Oleh :
Fadillah Rahmayani (RSA1C317002)
Rini Siski Fitriani (RSA1C317009)
Pendidikan Fisika PGMIPA-U 2017
I.
Judul :
RUMUS EMPIRIS
SENYAWA DAN HIDRASI AIR
II.
Hari,tanggal :
III.
Tujuan percobaan :
1.Mencari rumus empiris dari suatu senyawa dan
memetakan rumus molekul senyawa tersebut.
2.Mempelajari cara mendapatkan data percobaan
dan cara memakai data untuk menghitung rumus empiris.
3.Mempelajari
senyawa-senyawa berhidrat.
5.Menentukan
persentase didalam suatu hidrat.
IV.
Pertanyaan prapraktek
1.Apakah
yang disebut rumus empiris dan rumus molekul?
Jawab:
>Rumus empiris adalah suatu senyawa
menyatakan nisbah (jumlah) terkecil jumlah atom yang terdapat pada senyawa
tersebut.
>Rumus molekul merupakan rumus untuk semua
unsure dalam senyawa.
2.Jika dalam 5 gram tembaga klorida terdapat
2,35 gram tembaga dan 2,65 gram klorida.Tentukan rumus yang paling sederhana
dari tembaga klorida tersebut!
Jawab:
Perbandingan
mol Cu :mol Cl
2,35
gr :2,65
gr
63,5
gr/mol 35,5 gr/mol
0,037
mol :0,074 mol
Rumus
empiris (RE) :CuCl2
3.Definisikan
apa yang dimakud dengan hidrat?
Jawab:
Hidrat
adalah zat padat yang mengikat beberapa molekul air sebagai bagian dari
struktur kristalnya.
4.Suatu sampel diketahui berupa hidrat yaitu
zink sulfat (ZnSO4) bila 300 gram sampel dipanaskan hingga bobotnya
tetap,bobot yang tersisa adalah 1,692 gram.Bagaimana rumus garam hidrat ini?
Jawab:
Massa H2O :massa sampel – massa sisa
:300 gr – 1,692 gr
:298,3 gr
Mol ZnSO4 :mol H2O
1,692 gr :298,3 gr
161 18
0,0105 :16,67
1x2 :1,5x2
2 :3
Rumus hidrat
sampel 2 ZnSO4,3H2O
V.
LANDASAN
TEORI
Rumus empiris suatu senyawa
menyatakan nisbah terkecil jumlah atom yang terdapat dalam senyawa tersebut.
Rumus sebenarnya untuk semua unsur dalam senyawa dinamakan rumus molekul.
Misalnya hidrogen peroksida mempunyai rumus nyata H2O2 ini
berarti rumus empirisnya HO. Asetilena ialah gas yang digunakan untuk mengelas,
dan benzena adalah pelarut cair. Sifat fisis dan kimia kedua zat ini berbeda,
tetapi rumus empirisnya sama, yaitu CH. Rumus molekul asetilena C2H2,
sedangkan rumus molekul benzena C6H6.
Menurut sejarah rumus empiris
ditentukan lewat penggabungan nisbah bobot dari unsur-unsurnya. Ini merupakan
langkah yang penting untuk menentukan daya gabung suatu unsur. Baru-baru ini,
unsur sintetik lawrensium diketahui mempunyai daya gabung 3 berdasarkan
percobaan rumus empiris lawrensium radioaktif bergabung dengan klorin membentuk
lawrensium klorida dengan rumus LrCl3.
Beberapa unsur menunjukkan daya
gabung lebih dari satu, sehingga rumus empiris senyawa bergantung pada
bagaimana unsur itu bergabung. Misalnya besi dapat bereaksi dengan oksigen
membentuk besi (II) oksida atau besi (III) oksida. Bergantung pada kondisi pembentukan
senyawa. Dalam percobaan ini, pita magnesium akan dipanaskan dalam krus dan
akan diubah menjadi oksida.
Beberapa reaksi yang dilakukan
dilaboratorium kimia selalu berkenaan dengan larutan, bebrapa diantaranya
bekerja dengan menggunakan air sebagai pelarut. Ketika air diuapkan, hasil
reaksi dapat diisolasi, seringkali dalam bentuk padatan. Kadangkala bentuk
padatan ini mengandung molekul air sebagai bagian dari komposisinya. Sebagai
contoh, jika nikel (II) oksida (NiO) dilarutkan dalam larutan H2SO4
encer akan terbentuk NiSO4
NiO(s) + H2SO4(aq)
à
NiSO4(aq) + H2O(l)
Bila air diuapkan, terbentuklah
kristal berwarna hijau gelap. Ketikka dianalisis kristal tersebut mengandung 6
mol air untuk setiap mol nikel (II) sulfat. Senyawa ini dinamakan hidrat atau
garam hidrat, dan air yang ada merupakan bagian penting dari komposisinya yang
terbentuk dan disebut air hidrat.
Beberapa bahan akan menyerap sedikit
air jika ditempatkan diatmosfir yang mengandung banyak uap air. Penambahan air
akan membentuk hidrat dan kehilangan air membentuk zat anhidrat, dan proses ini
merupakan proses bolak balik. Sebagai contoh hidrat nikel (II) sulfat jika
dipanaskan akan kehilangan air membentuk nikel (II) sulfat anhidrat. Nikel (II)
sulfat anhidrat dapat dilarutkan kembali dalam air dan dikristalisasi-ulanh
sebangai senyawa hidrat.
NiSO4.6H2O à NiSO4(s) + 6H2O(g)
Perubahan kimia pada reaksi kedua
juga berlangsung spontan, tanpa tambahan panas atau tambahan larutan air. Pada
kelembapan relatif tinggi zat anhidrat yang higroskopis dapat menyerap air dari
atmosfer. Zat yang menyerap air sering digunakan sebgai zat pengering atau
pengawet gas atau cairan. Jika jumlah air yang diserap terlalu besar, zat
tersebut akan meleleh, dan dapat hilang secara spontan bila ditempatkan pada
kelembaban yang rendah. Zat ini dinamakan zat pemekar (ofloresensi). Hal ini
sering ditandai oleh hancurnya kristal hidrat yang terbentuk dari sebuk
anhidrat padat.
Presentase air pada beberapa sampel
dapat ditentukan secara tida langsung. Pemanasan akan menguapkan air dan jika
ditimbang ulang terjadi penyusutan bobot contoh. Besarnya penyusutan merupakan
bobot air yang ada, dan hal ini dianggap tak ada gas lain yang dihasilkan dalam
proses ini. Jika dilakukan pada senyawa yang diketahui, rumus hidrat dapat diketahui
(Tim Kimia Dasar, 2017:30-31).
Rumus empiris dari percobaan
menentukan susunan (komposisi). Senyawa dari rumus kimia yang telah dipelajari
dapat diperoleh banyak informasi, tetapi bagaimana rumus kimia ini diperoleh?
Caranya sama dilakukan oleh dalton yaitu menyimpulkan rumus tersebut dari
percobaan penentuan komposisi suatu senyawa.
Rumus yang paling sederhana mungkin
disebut rumus empiris. Rumus empiris dapat digunakan untuk menghitung bobot
rumus senyawa. Bobot molekul diperoleh dengan cara yang sama atau dengan
melakukan suatu bilangan tertentu terhadap bobot rumus.
Rumus molekul dapat diperoleh dengan
mengalikan semua. Bahwa (subsripts) dalam rumus empiris dengan bilangan pengali
menghubungkan bobot molekul dengan bobot rumus (Suwandi.1995:20-21).
Rumus empiris memberikan jumlah mol
(bukan saja perbandingan) setiap jenis atom dalam satu mol molekul senyawa,
menentukan rumus molekul senyawa yang tidak diketahui memerlukan percobaan
dilaboratorium dengan langkah umum sebagai berikut:
- Analisis kualitatif : menentukan
unsur yang terdapat
- Penentuan rumus empiris melalui
percobaan
Diketahui bahwa untuk menentukan
rumus empiris senyawa maka persen komposisinya kemungkinan untuk
mengidentifikasi senyawa melalui percobaan. Prosedur yang dilakukan sebagai
berikut: pertama dengan analisis kimia kita akan memperoleh jumlah garam dari
setiap unsur yang terkandung dalam suatu senyawa dengan massa tertentu.
Kemudian ubah jumlah dalam gram menjadi jumlah dalam mol untuk tiap unsur.
Akhirnya rumus empiris dari senyawa dapat ditentukan (Raymond Chang.2004:68).
Jika suatu zat meleleh artinya
terjadi perubahan tingkat wujud dari fasa padat uap ke fasa cair. Perubahan ini
bersifat resvible (bolak-balik) artinya es yang telah menjadi air itu dapat membeku
kembali menjadi es seperti eadaan awal. Perubahan atau proses yang tidak bisa
kembali lagi pada susunan semula (versible) seperti lilin terbakar dan seperti
pada reaksi kimia susunan semua tertentu (Ahmad Hiskia.1986:23-24).
Senyawa hidrogen peroksida bagi
komponen atom-atom terkecil yang disebut molekul, mengandung 2H dan 2O = H2O2
tetap nisbah. Atom-atom terkecil yang (jumlah atom relatif) dari hidrogen
oksigen HO. Kumpulan ini berdasar satuan rumus disebut rumus sederhana atau
sebuah molekulnya disebut rumus molekul.
Terdapat 3 kemungkinan hubungan yang
perlu dipertimbangkan:
1. Rumus empiris dan rumus molekul
dapat identik, seperti CCl4.
2. Rumus molekul dapat merupakan
penggandaan dari rumus empiris. Rumus molekul H2O adalah 2 kali rumus
empiris HO.
3. Suatu senyawa dalam keadaan padat
dapat memiliki rumus empiris NaCl, MgCl2, atau NaNO3 dan
tidak memiliki rumus molekul (Raip H Petrucci.1992:162-163).
VI.
ALAT
DAN BAHAN
Alat :
1.Timbangan listrik 8.Aquades
2.Krus dan tutupnya 9.Logam
Cu
3.segitiga porselin 10.Penjepit
krus
4.Kaki tiga 11.Gelas
arloji
5.Bunsen 12.Kaca
arloji
6.Pipet tetesa 13.Sulfat
pentahidrat
7.Pita Mg
Bahan :
1.Asam nitrat
2.Larutan HNO3
3.Detergen
4.Spatula tembaga
VII.
PROSEDUR
KERJA
A.Rumus empiris senyawa
Ditimbang krus dan tutupnya
|
Pita magnesium
|
Gulungan magnesium
|
Krus dan isinya diatas kaki tiga
|
Krus beserta isinya
|
Tutup krus sedikit
|
Bunsen,biarkan dingin
|
40 tetes air kedalam cawan krus
|
Krus dalam keadaan tertutup
|
B.Hidrasi air
Dicuci cawan dengan detergen dan
air
|
Air suling
|
Ketinggian kaki tiga
|
cawan
|
Pemanasan dn dinginkan
|
Cawan 1 menit pembakar dibawahnya
|
Pemanasan,tutup cawan,biarkan
dingin
|
Persentase air
|
Rumus hidratnya
|
Hasil
|
C.Reaksi
bolak-balik hidrat
Dimasukkan ½ spatula tembaga
|
Cawan dengan kaca arloji
|
Berubah warna menjadi pucat dan akhirnya putih
|
Pemanasan setelah dingin
|
Air yang terkumpul pada kaca arloji kedalam cawan
|
Hasil
|
VIII.
DATA
PENGAMATAN
A.Air
hidrat
1.Massa
cawan kosong + tutup : 99,2 gr
2.Massa
cawan kosong + tutup + contoh : 101,4 gr
3.Massa
cawan kosong + tutup + contoh + pemanasan 1 : 101,0 gr
4.Massa cawan
kosong + tutup + contoh + pemanasan 2 : 101 gr
5.Massa
contoh setelah pemanasan (bobot tetap) : 0,7 gr
6.Massa air
yang hilang dari contoh : 0,3 gr
7.Persentase
air yang hilang dari contoh : 30%
8.Rumus
hidrat :CuSO4
5H2O
B.Reaksi
bolak-balik hidrasi
1.Warna
CuSO4.5H2O :biru
muda
2.Pada
pemanasan CuSO4.5H2O terdapat/tidak air pada kaca arloji :ada
3.Warna
contoh setelah pemanasan adalah :putih
pucat
4.Setelah
pemanasan dan penambahan H2O terjadi warna :biru muda
5.Persamaan
reaksi :
CuSO4.5H2O CuSO4 + 5H2O
CuSO4+
5H2O CuSO4
.5H2O
IX.
PEMBAHASAN
Percobaan
tentang rumus senyawa empiris tujuan utama nya adalah mencari rumus empiris
dari senyawa Magnesium Oksida. Pada percobaan kali ini praktikan menggunakan
cawan kruss dan pita magnesium
Pertama menimbang cawan kruss
beserta tutupnya, kemudian memasukkan pita Mg , dan menimbangnya kembali.
Sehingga bisa didapatkan bobot pita Mg yaitu massa cawan kruss+tutup+pita Mg
dikurangangi dengan massa cawan kruss+tutup. Setelah didapatkan data 1,2,dan
3dilanjutkan memanaskan kruss yang berisipita Mg tadi dalam keadaan tergulung
diatas segitiga porselen dengan bunsen selama 15 menit, setelah itu buka tutup
kruss sedikit agar udara dapat masuk dan panaskan kembali selama 15 menit
setelah itu dimatikan bunsen dan dibiakan selama 10 menit sehingga pita dapat bereaksi
denga oksigen dan membentuk magnesium oksida.
Reaksinya
adalah Mg + O2 → MgO
Selain itu Mg
juga bereaksi dengan nitrogen oksida. Reaksinya adalah
Mg + NO2 → Mg(NO2)2.
Setelah
pemanasan selama 15 menit dan didinginkan, selanjutnya masukkan 20 tetes air
kedalam cawan kruss dan panaskan kembali dengan api kecil selama 5
menitsehingga tidak ada asap yang timbul. Kemudian matikan bunsen dan dinginkan
krus selama 10 menit dan timbang kembali.
Jika bobot cawan kruss + tutup +
Magnesium Oksida telah didapatkan maka Magnesium Oksida maka bobot Magnesium
Oksida dapat ditentukan dengan pengurangan bobot cawan kruss +tutup + magnesium
oksida dengan cawan kruss + tutup. Setelah itu hitunglah mol dari Mg dan
oksigen . Sehingga di peroleh hasil jumlah mol atom Magnesium adalah 0,01
sedangkan oksigen 0,02. Perbandingan mol keduanya adalah 1 : 2. Dengan
perbandingan mol, maka didapatkan rumus empiris senyawa adalah MgO2.
Berikut perhitungan dapat dilihat dilampiran.
B.
Hidrat air
Dari percobaan
yang dilakukan, hasil yang diperoleh adalah
No
|
Hasil
|
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
|
Massa cawan
kosong + tutup
Massa cawan
kosong + tutup + contoh
Massa cawan
kosong + tutup + contoh pemanasan 1
Massa cawan
kosong + tutup + contoh pemanasan 2
Massa cawan
kosong + tutup + contoh pemanasan 3
Masaa contoh
setelah pemansan ( bobot tetap )
Massa contoh
setelah pemanasan
Massa air
yang hiang dari contoh
Persentase
air yang hilang dari contoh
Massa molar
senyawa anhidrat
Rumus hidrat
Jumlah zat
anu
|
113,74 gr
114,74 gr
114,44 gr
114,39 gr
114,34 gr
0,4 gr
0,4 gr
0,6 gr
60%
159,5 gr / mol
CuSO4.5H2O
0,6 gr
|
Sebelum
melakukan praktikum, terlebih dahulu memeriksa dan menyiapkan alat yang
Yang akan
digunakan dalam percobaan diantaranya cawan porselen dan tutupnya cuci dengan
air dan detergen dan kemudiaan dengan HNO3 dan bilas dengan air
suling. Keringkan kemudian letakkan pada segitiga penyangga. Setelah siap,
pertama panaskan cawan sampai bagian tengah cawan terlihat membara selama 5
menit. Hentikan pemansan dan didinginkan selama 10 – 15 menit , lalu timbang
cawan dan tutupnya, didapatkan 113, 74 gr. Kemudian kedalam cawan, dimasukkan 1
gram sampel yang didapatkan dari asisten, sehingga bobot cawan + tutup + sampel
114,47 gr. Kemudian panaskan kan dengan tutup sedikit terbuka agar uap air
dapat terbentuk dan timbang hasilnya setelah dua kali pemanasan. Stelah
ditimbang, didapatkan massa sampel sebelm pemanasan 1 gr sedangkan setelah
pemanasan 0,4 gr.
Massa air yang hilang dari sampel
didapatkan dengan selisih massa sampel sebelum dipanaskan dengan setelah
dipanaskan ( 1 gr – 0,4 gr ) didapatkan 0,6 gr dengan persentase air yang
hilang 60 %. Massa senyawa molar anhidrat dapat ditentukan dengan massa
atom-atom penyusunnya. Sehingga berdasar perhitungan pada lampiran didapatkan
159,5 gr /mol.
Selanjutnya, menentukan rumus hidrat
senyawa CuSO4. x H2O
dengan menentukan terlenih dahulu perbandingan mol CuSO4 dan H2O.
Perhitungan dapat dilihat di bagian lampiran, didapatkan mol CuSO4
adalah 0,004 dan mol H2O adalah 0,02, perbandingan mol senyawa
adalah 1: 5, sehingga didapatkan rumus hidrat senyawa adalah CuSO4.
5 H2O .
C.
Reaksi bolak
balik
Percobaan ini
, CuSO4. 5 H2O
dimasukkan kedalam porselen yang ditutup dengan kaca arlogi. Warna CuSO4.
5 H2O sebelumnya adalah biru, kemudian dipanaskan warna menjadi
putih dan terdapat air pada kaca arlogi, air ini berasal dari senyawa CuSO4.
5 H2O, hidrat kelihangan air dengan ditandai dengan berubahnya warna
dan terdapat air pada kaca arlogi sehingga terbentuklah senyawa anhidrat CuSO4.
Sampel didinginkan, setelah dingin, air yang terdapat pada kaca arlogi
tadi , maka terbentuk kembai senyawa hidrat CuSO4. 5 H2O
yang berwarna biru sepeti semula.
Percobaan ini untuk membuktikan
reaksi bolak balik senyawa hidrat , berdasarkan materi bahwa “ beberapa bahan
akan meyerap sedikit air jika ditempatkan di atmosfer yang mengandung banyak
uap air. Penambahan air akan membentuk hidrat dan kehilangan air akan membentuk
anhidrat, dan proses ini merupakan reaksi bolak- balik “ ( Epinur. 2015 : 31).
Sehingga setelah dilakukan percobaan dapat disimpulkan bahwa CuSO4.
5 H2O mengalami reaksi bolak balik dimana hasil reaksinya dapat
menjadi reaksi kembali, reaksinya sebagai berikut : CuSO4+ 5H2O
→ CuSO4.5H2O
: CuSO4.5H2O
→ CuSO4+ 5H2O.
X.
PERTANYAAN
PASCA PRAKTEK
1.Kenapa dipilih cawan prselin yang masih baik
(utuh) untuk percobaan menentukan rumus hidrat (percobaan A)?
Jawab:
Karena cawan porselin digunakan untuk
memanaskan zat maka bila cawan porselen yang digunakan dalam keadaan kurang
baik maka akan mempengaruhi percobaan misalnya dari segi waktu.
2.Apa yang dimaksud dengan bobot tetap?
Jawab:
Bobot tetap adalah bobot yang didapat setelah
beberapa kali pemanasan hingga tidak ada.
3.Apa tujuan menutup mulut tabung reaksi pada
percobaan B?
Jawab:
Mulut tabung ditutup dengan tujuan tidak ada
air dari senyawa hidrat tersebut keluar dan membuktikan bahwa senyawa tersebut
adalah hidrat yang mengandung air.
4.Mengapa warna CuSO4 yang biru
berubah menjadi putih pada pemanasan?
Jawab:
Warna biru pada CuSO4 sebenarnya
adalah air yang diikat pada saat dipanaskan air yang diikat itu lepas dan
menguap sehingga warna CuSO4 yang tadinya biru karena air berubah menjadi
putih.
5.Pemanasan harus dihentikan segera bila warna
berubah menjadi coklat atau hitam.Jelaskan maksud dan tujuan kalimat tersebut!
Jawab:
Pemanasan harus dihentikan segera bila warna
berubah menjadi hitam karena tidak ada lagi air yang tersedia dan dapat
membakar zat dan tidak ada lagi bobot tetap.
6.Suatu senyawa hidrat mempunyai massa 1,632
gram sebelum dipanaskan dan 1,008 gram setelah dipanaskan ,Hitung persentase
air secara eksperimen pada hidrat!
Jawab:
Dik :
Massa sebelum pemanasan
Massa sesudah pemanasan
Dit :
% air yang hilang ?
Massa air yang hilang =
% air yang hilang =massa air yang hilang
X100%
Massa sebelum pemanasan
=0,3
X100%
101,4
=0,29%
7.Tuliskan reaksi setimbang dari persamaan CuSO4
,5H2O!
Jawab:
CuSO4.5H2O CuSO4 + 5H2O
CuSO4 + 5H2O CuSO4 . 5H2O
XI.
KESIMPULAN
1. Pada senyawa hidrat terjadi reaksi
bolak balik. Dalam senyawa hidrat penambahan air akan membentuk senyawa hidrat.
2. Presentasi air dalam hidrat yaitu:
% air = x 100%
3. Sifat-sifat senyawa hidrat yaitu:
Ø Membentuk kristal
Ø Mengandung molekul air
Ø Mengalami reaksi bolak-balik
Ø Dapat dipisahkan dengan cara
pemanasan
4. Reaksi bolak-balik hidrasi adalah
reaksi dimana senyawa anhidrat dan air sebagai reaktan harganya sama besar
dengan produk yang dihasilkan yaitu senyawa hidrat atau sebaliknya
Contoh : CuSO4.5H2O
à CuSO4 + 5H2O
XII.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar. Bandung: Erlangga
Hiskia, Ahmad. 1986. Buku materi pokok kimia I. Jakarta:
Depdikbud
Petrucci, Raip. 1992. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga
Suwandi.
1995. Rumus Kimia. Jakarta: Erlangga
Tim Kimia Dasar.2017.Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Jambi: Universitas Jambi
Tim Kimia Dasar.2017.Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Jambi: Universitas Jambi
0 komentar:
Posting Komentar