Selasa, 19 Desember 2017

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR RUMUS EMPIRIS SENYAWA DAN HIDRASI AIR UNIVERSITAS JAMBI

Diposting oleh Fadillah Rahmayani di 21.00.00


PERCOBAAN 3

Oleh :
Fadillah Rahmayani (RSA1C317002)
Rini Siski Fitriani (RSA1C317009)

Pendidikan Fisika PGMIPA-U 2017
 
I.                   Judul                     :           RUMUS EMPIRIS SENYAWA DAN HIDRASI AIR
II.                Hari,tanggal          :
III.             Tujuan percobaan              :
1.Mencari rumus empiris dari suatu senyawa dan memetakan rumus molekul senyawa tersebut.
2.Mempelajari cara mendapatkan data percobaan dan cara memakai data untuk menghitung rumus empiris.
3.Mempelajari senyawa-senyawa berhidrat.
4.Mempelajari reaksi bolak-balik hidrasi.
5.Menentukan persentase didalam suatu hidrat.

IV.             Pertanyaan prapraktek
   1.Apakah yang disebut rumus empiris dan rumus molekul?
   Jawab:
>Rumus empiris adalah suatu senyawa menyatakan nisbah (jumlah) terkecil jumlah atom yang terdapat pada senyawa tersebut.
>Rumus molekul merupakan rumus untuk semua unsure dalam senyawa.
2.Jika dalam 5 gram tembaga klorida terdapat 2,35 gram tembaga dan 2,65 gram klorida.Tentukan rumus yang paling sederhana dari tembaga klorida tersebut!
Jawab:
Perbandingan  mol Cu               :mol Cl
               2,35 gr             :2,65 gr
               63,5 gr/mol      35,5 gr/mol
               0,037 mol        :0,074 mol
   Rumus empiris (RE) :CuCl2
   3.Definisikan apa yang dimakud dengan hidrat?
   Jawab:
   Hidrat adalah zat padat yang mengikat beberapa molekul air sebagai bagian dari struktur kristalnya.
4.Suatu sampel diketahui berupa hidrat yaitu zink sulfat (ZnSO4) bila 300 gram sampel dipanaskan hingga bobotnya tetap,bobot yang tersisa adalah 1,692 gram.Bagaimana rumus garam hidrat ini?
Jawab:
Massa H2O         :massa sampel – massa sisa
               :300 gr – 1,692 gr
               :298,3 gr
Mol ZnSO4        :mol H2O
1,692 gr  :298,3 gr
161                     18
0,0105    :16,67
   1x2          :1,5x2
   2          :3
Rumus hidrat sampel                  2 ZnSO4,3H2O

V.                LANDASAN TEORI
Rumus empiris suatu senyawa menyatakan nisbah terkecil jumlah atom yang terdapat dalam senyawa tersebut. Rumus sebenarnya untuk semua unsur dalam senyawa dinamakan rumus molekul. Misalnya hidrogen peroksida mempunyai rumus nyata H2O2 ini berarti rumus empirisnya HO. Asetilena ialah gas yang digunakan untuk mengelas, dan benzena adalah pelarut cair. Sifat fisis dan kimia kedua zat ini berbeda, tetapi rumus empirisnya sama, yaitu CH. Rumus molekul asetilena CH2, sedangkan rumus molekul benzena C6H6.
Menurut sejarah rumus empiris ditentukan lewat penggabungan nisbah bobot dari unsur-unsurnya. Ini merupakan langkah yang penting untuk menentukan daya gabung suatu unsur. Baru-baru ini, unsur sintetik lawrensium diketahui mempunyai daya gabung 3 berdasarkan percobaan rumus empiris lawrensium radioaktif bergabung dengan klorin membentuk lawrensium klorida dengan rumus LrCl3.
Beberapa unsur menunjukkan daya gabung lebih dari satu, sehingga rumus empiris senyawa bergantung pada bagaimana unsur itu bergabung. Misalnya besi dapat bereaksi dengan oksigen membentuk besi (II) oksida atau besi (III) oksida. Bergantung pada kondisi pembentukan senyawa. Dalam percobaan ini, pita magnesium akan dipanaskan dalam krus dan akan diubah menjadi oksida.
Beberapa reaksi yang dilakukan dilaboratorium kimia selalu berkenaan dengan larutan, bebrapa diantaranya bekerja dengan menggunakan air sebagai pelarut. Ketika air diuapkan, hasil reaksi dapat diisolasi, seringkali dalam bentuk padatan. Kadangkala bentuk padatan ini mengandung molekul air sebagai bagian dari komposisinya. Sebagai contoh, jika nikel (II) oksida (NiO) dilarutkan dalam larutan H2SO4 encer akan terbentuk NiSO4
NiO(s) + H2SO4(aq) à NiSO4(aq) + H2O(l)
Bila air diuapkan, terbentuklah kristal berwarna hijau gelap. Ketikka dianalisis kristal tersebut mengandung 6 mol air untuk setiap mol nikel (II) sulfat. Senyawa ini dinamakan hidrat atau garam hidrat, dan air yang ada merupakan bagian penting dari komposisinya yang terbentuk dan disebut air hidrat.
Beberapa bahan akan menyerap sedikit air jika ditempatkan diatmosfir yang mengandung banyak uap air. Penambahan air akan membentuk hidrat dan kehilangan air membentuk zat anhidrat, dan proses ini merupakan proses bolak balik. Sebagai contoh hidrat nikel (II) sulfat jika dipanaskan akan kehilangan air membentuk nikel (II) sulfat anhidrat. Nikel (II) sulfat anhidrat dapat dilarutkan kembali dalam air dan dikristalisasi-ulanh sebangai senyawa hidrat.
NiSO4.6H2O à NiSO4(s) + 6H2O(g)
Perubahan kimia pada reaksi kedua juga berlangsung spontan, tanpa tambahan panas atau tambahan larutan air. Pada kelembapan relatif tinggi zat anhidrat yang higroskopis dapat menyerap air dari atmosfer. Zat yang menyerap air sering digunakan sebgai zat pengering atau pengawet gas atau cairan. Jika jumlah air yang diserap terlalu besar, zat tersebut akan meleleh, dan dapat hilang secara spontan bila ditempatkan pada kelembaban yang rendah. Zat ini dinamakan zat pemekar (ofloresensi). Hal ini sering ditandai oleh hancurnya kristal hidrat yang terbentuk dari sebuk anhidrat padat.
Presentase air pada beberapa sampel dapat ditentukan secara tida langsung. Pemanasan akan menguapkan air dan jika ditimbang ulang terjadi penyusutan bobot contoh. Besarnya penyusutan merupakan bobot air yang ada, dan hal ini dianggap tak ada gas lain yang dihasilkan dalam proses ini. Jika dilakukan pada senyawa yang diketahui, rumus hidrat dapat diketahui (Tim Kimia Dasar, 2017:30-31).

Rumus empiris dari percobaan menentukan susunan (komposisi). Senyawa dari rumus kimia yang telah dipelajari dapat diperoleh banyak informasi, tetapi bagaimana rumus kimia ini diperoleh? Caranya sama dilakukan oleh dalton yaitu menyimpulkan rumus tersebut dari percobaan penentuan komposisi suatu senyawa.
Rumus yang paling sederhana mungkin disebut rumus empiris. Rumus empiris dapat digunakan untuk menghitung bobot rumus senyawa. Bobot molekul diperoleh dengan cara yang sama atau dengan melakukan suatu bilangan tertentu terhadap bobot rumus.
Rumus molekul dapat diperoleh dengan mengalikan semua. Bahwa (subsripts) dalam rumus empiris dengan bilangan pengali menghubungkan bobot molekul dengan bobot rumus (Suwandi.1995:20-21).

Rumus empiris memberikan jumlah mol (bukan saja perbandingan) setiap jenis atom dalam satu mol molekul senyawa, menentukan rumus molekul senyawa yang tidak diketahui memerlukan percobaan dilaboratorium dengan langkah umum sebagai berikut:
-          Analisis kualitatif : menentukan unsur yang terdapat
-          Penentuan rumus empiris melalui percobaan
Diketahui bahwa untuk menentukan rumus empiris senyawa maka persen komposisinya kemungkinan untuk mengidentifikasi senyawa melalui percobaan. Prosedur yang dilakukan sebagai berikut: pertama dengan analisis kimia kita akan memperoleh jumlah garam dari setiap unsur yang terkandung dalam suatu senyawa dengan massa tertentu. Kemudian ubah jumlah dalam gram menjadi jumlah dalam mol untuk tiap unsur. Akhirnya rumus empiris dari senyawa dapat ditentukan (Raymond Chang.2004:68).

Jika suatu zat meleleh artinya terjadi perubahan tingkat wujud dari fasa padat uap ke fasa cair. Perubahan ini bersifat resvible (bolak-balik) artinya es yang telah menjadi air itu dapat membeku kembali menjadi es seperti eadaan awal. Perubahan atau proses yang tidak bisa kembali lagi pada susunan semula (versible) seperti lilin terbakar dan seperti pada reaksi kimia susunan semua tertentu (Ahmad Hiskia.1986:23-24).

Senyawa hidrogen peroksida bagi komponen atom-atom terkecil yang disebut molekul, mengandung 2H dan 2O = HO2 tetap nisbah. Atom-atom terkecil yang (jumlah atom relatif) dari hidrogen oksigen HO. Kumpulan ini berdasar satuan rumus disebut rumus sederhana atau sebuah molekulnya disebut rumus molekul.
Terdapat 3 kemungkinan hubungan yang perlu dipertimbangkan:
1.      Rumus empiris dan rumus molekul dapat identik, seperti CCl4.
2.      Rumus molekul dapat merupakan penggandaan dari rumus empiris. Rumus molekul H2O adalah 2 kali rumus empiris HO.
3.      Suatu senyawa dalam keadaan padat dapat memiliki rumus empiris NaCl, MgCl2, atau NaNO3 dan tidak memiliki rumus molekul (Raip H Petrucci.1992:162-163).

VI.             ALAT DAN BAHAN
      Alat     :
1.Timbangan listrik                       8.Aquades
2.Krus dan tutupnya                     9.Logam Cu
3.segitiga porselin                 10.Penjepit krus
4.Kaki tiga                                    11.Gelas arloji
5.Bunsen                               12.Kaca arloji
6.Pipet tetesa                                 13.Sulfat pentahidrat
7.Pita Mg
Bahan        :
1.Asam nitrat
2.Larutan HNO3
3.Detergen
4.Spatula tembaga

VII.          PROSEDUR KERJA
A.Rumus empiris senyawa
Ditimbang krus dan tutupnya
                                               
Pita magnesium
                                                
Gulungan magnesium
                                                
Krus dan isinya diatas kaki tiga
                                                
Krus beserta isinya
                                                
Tutup krus sedikit

                                                
Bunsen,biarkan dingin
                                                
40 tetes air kedalam cawan krus
                                                
Krus dalam keadaan tertutup

              B.Hidrasi air  
Dicuci cawan dengan detergen dan air
                                                
Air suling
                                                
Ketinggian kaki tiga
                                                
cawan
                                                
Pemanasan dn dinginkan
                                                
Cawan 1 menit pembakar dibawahnya
                                                
Pemanasan,tutup cawan,biarkan dingin
                                                
Persentase air
     
Rumus hidratnya
     
                                                     
Hasil

      C.Reaksi bolak-balik hidrat
Dimasukkan ½ spatula tembaga
                                                                 
Cawan dengan kaca arloji
                                                                 
Berubah warna menjadi pucat dan akhirnya putih
                                                                 
Pemanasan setelah dingin
                                                                 
Air yang terkumpul pada kaca arloji kedalam cawan

Hasil

VIII.       DATA PENGAMATAN
            A.Air hidrat
            1.Massa cawan kosong + tutup                                               :  99,2 gr
            2.Massa cawan kosong + tutup + contoh                               :  101,4 gr
            3.Massa cawan kosong + tutup + contoh + pemanasan 1       :  101,0 gr
            4.Massa cawan kosong + tutup + contoh + pemanasan 2       :  101 gr
            5.Massa contoh setelah pemanasan (bobot tetap)                   :  0,7 gr
            6.Massa air yang hilang dari contoh                                       :  0,3 gr
            7.Persentase air yang hilang dari contoh                                 :  30%
            8.Rumus hidrat                                                                       :CuSO4 5H2O
            B.Reaksi bolak-balik hidrasi
            1.Warna CuSO4.5H2O                                                                                    :biru muda
            2.Pada pemanasan CuSO4.5H2O terdapat/tidak air pada  kaca arloji :ada
            3.Warna contoh setelah pemanasan adalah                                         :putih pucat
            4.Setelah pemanasan dan penambahan H2O terjadi warna                 :biru muda
            5.Persamaan reaksi :
            CuSO4.5H2O                       CuSO4 + 5H2O
            CuSO4+ 5H2O                     CuSO4 .5H2O

IX.             PEMBAHASAN
Percobaan tentang rumus senyawa empiris tujuan utama nya adalah mencari rumus empiris dari senyawa Magnesium Oksida. Pada percobaan kali ini praktikan menggunakan cawan kruss dan pita magnesium
            Pertama menimbang cawan kruss beserta tutupnya, kemudian memasukkan pita Mg , dan menimbangnya kembali. Sehingga bisa didapatkan bobot pita Mg yaitu massa cawan kruss+tutup+pita Mg dikurangangi dengan massa cawan kruss+tutup. Setelah didapatkan data 1,2,dan 3dilanjutkan memanaskan kruss yang berisipita Mg tadi dalam keadaan tergulung diatas segitiga porselen dengan bunsen selama 15 menit, setelah itu buka tutup kruss sedikit agar udara dapat masuk dan panaskan kembali selama 15 menit setelah itu dimatikan bunsen dan dibiakan selama 10 menit sehingga pita dapat bereaksi denga oksigen dan membentuk magnesium oksida.
Reaksinya adalah  Mg + O2 → MgO
Selain itu Mg juga bereaksi dengan nitrogen oksida. Reaksinya adalah
 Mg + NO2 → Mg(NO2)2.
Setelah pemanasan selama 15 menit dan didinginkan, selanjutnya masukkan 20 tetes air kedalam cawan kruss dan panaskan kembali dengan api kecil selama 5 menitsehingga tidak ada asap yang timbul. Kemudian matikan bunsen dan dinginkan krus selama 10 menit dan timbang kembali.
            Jika bobot cawan kruss + tutup + Magnesium Oksida telah didapatkan maka Magnesium Oksida maka bobot Magnesium Oksida dapat ditentukan dengan pengurangan bobot cawan kruss +tutup + magnesium oksida dengan cawan kruss + tutup. Setelah itu hitunglah mol dari Mg dan oksigen . Sehingga di peroleh hasil jumlah mol atom Magnesium adalah 0,01 sedangkan oksigen 0,02. Perbandingan mol keduanya adalah 1 : 2. Dengan perbandingan mol, maka didapatkan rumus empiris senyawa adalah MgO2. Berikut perhitungan dapat dilihat dilampiran.


B.    Hidrat air
Dari percobaan yang dilakukan, hasil yang diperoleh adalah
No

Hasil
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Massa cawan kosong + tutup
Massa cawan kosong + tutup + contoh
Massa cawan kosong + tutup + contoh pemanasan 1
Massa cawan kosong + tutup + contoh pemanasan 2
Massa cawan kosong + tutup + contoh pemanasan 3
Masaa contoh setelah pemansan ( bobot tetap )
Massa contoh setelah pemanasan
Massa air yang hiang dari contoh
Persentase air yang hilang dari contoh
Massa molar senyawa anhidrat
Rumus hidrat
Jumlah zat anu
113,74 gr
114,74 gr
114,44 gr
114,39 gr
114,34 gr
0,4 gr
0,4 gr
0,6 gr
60%
159,5 gr / mol
CuSO4.5H2O
0,6 gr

Sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu memeriksa dan menyiapkan alat yang
Yang akan digunakan dalam percobaan diantaranya cawan porselen dan tutupnya cuci dengan air dan detergen dan kemudiaan dengan HNO3 dan bilas dengan air suling. Keringkan kemudian letakkan pada segitiga penyangga. Setelah siap, pertama panaskan cawan sampai bagian tengah cawan terlihat membara selama 5 menit. Hentikan pemansan dan didinginkan selama 10 – 15 menit , lalu timbang cawan dan tutupnya, didapatkan 113, 74 gr. Kemudian kedalam cawan, dimasukkan 1 gram sampel yang didapatkan dari asisten, sehingga bobot cawan + tutup + sampel 114,47 gr. Kemudian panaskan kan dengan tutup sedikit terbuka agar uap air dapat terbentuk dan timbang hasilnya setelah dua kali pemanasan. Stelah ditimbang, didapatkan massa sampel sebelm pemanasan 1 gr sedangkan setelah pemanasan 0,4 gr.
            Massa air yang hilang dari sampel didapatkan dengan selisih massa sampel sebelum dipanaskan dengan setelah dipanaskan ( 1 gr – 0,4 gr ) didapatkan 0,6 gr dengan persentase air yang hilang 60 %. Massa senyawa molar anhidrat dapat ditentukan dengan massa atom-atom penyusunnya. Sehingga berdasar perhitungan pada lampiran didapatkan 159,5 gr /mol.
            Selanjutnya, menentukan rumus hidrat senyawa CuSO4. x H2O dengan menentukan terlenih dahulu perbandingan mol CuSO4 dan H2O. Perhitungan dapat dilihat di bagian lampiran, didapatkan mol CuSO4 adalah 0,004 dan mol H2O adalah 0,02, perbandingan mol senyawa adalah 1: 5, sehingga didapatkan rumus hidrat senyawa adalah CuSO4. 5 H2O .

C.     Reaksi bolak balik
Percobaan ini ,  CuSO4. 5 H2O dimasukkan kedalam porselen yang ditutup dengan kaca arlogi. Warna CuSO4. 5 H2O sebelumnya adalah biru, kemudian dipanaskan warna menjadi putih dan terdapat air pada kaca arlogi, air ini berasal dari senyawa CuSO4. 5 H2O, hidrat kelihangan air dengan ditandai dengan berubahnya warna dan terdapat air pada kaca arlogi sehingga terbentuklah senyawa anhidrat CuSO4. Sampel didinginkan, setelah dingin, air yang terdapat pada kaca arlogi tadi , maka terbentuk kembai senyawa hidrat CuSO4. 5 H2O yang berwarna biru sepeti semula.
            Percobaan ini untuk membuktikan reaksi bolak balik senyawa hidrat , berdasarkan materi bahwa “ beberapa bahan akan meyerap sedikit air jika ditempatkan di atmosfer yang mengandung banyak uap air. Penambahan air akan membentuk hidrat dan kehilangan air akan membentuk anhidrat, dan proses ini merupakan reaksi bolak- balik “ ( Epinur. 2015 : 31). Sehingga setelah dilakukan percobaan dapat disimpulkan bahwa CuSO4. 5 H2O mengalami reaksi bolak balik dimana hasil reaksinya dapat menjadi reaksi kembali, reaksinya sebagai berikut :  CuSO4+ 5H2O → CuSO4.5H2O
                                     :   CuSO4.5H2O → CuSO4+ 5H2O.

X.                PERTANYAAN PASCA PRAKTEK
1.Kenapa dipilih cawan prselin yang masih baik (utuh) untuk percobaan menentukan rumus hidrat (percobaan A)?
Jawab:
Karena cawan porselin digunakan untuk memanaskan zat maka bila cawan porselen yang digunakan dalam keadaan kurang baik maka akan mempengaruhi percobaan misalnya dari segi waktu.
2.Apa yang dimaksud dengan bobot tetap?
Jawab:
Bobot tetap adalah bobot yang didapat setelah beberapa kali pemanasan hingga tidak ada.
3.Apa tujuan menutup mulut tabung reaksi pada percobaan B?
Jawab:
Mulut tabung ditutup dengan tujuan tidak ada air dari senyawa hidrat tersebut keluar dan membuktikan bahwa senyawa tersebut adalah hidrat yang mengandung air.
4.Mengapa warna CuSO4 yang biru berubah menjadi putih pada pemanasan?
Jawab:
Warna biru pada CuSO4 sebenarnya adalah air yang diikat pada saat dipanaskan air yang diikat itu lepas dan menguap sehingga warna CuSO4 yang tadinya biru karena air berubah menjadi putih.
5.Pemanasan harus dihentikan segera bila warna berubah menjadi coklat atau hitam.Jelaskan maksud dan tujuan kalimat tersebut!
Jawab:
Pemanasan harus dihentikan segera bila warna berubah menjadi hitam karena tidak ada lagi air yang tersedia dan dapat membakar zat dan tidak ada lagi bobot tetap.
6.Suatu senyawa hidrat mempunyai massa 1,632 gram sebelum dipanaskan dan 1,008 gram setelah dipanaskan ,Hitung persentase air secara eksperimen pada hidrat!
Jawab:
Dik :
Massa sebelum pemanasan
Massa sesudah pemanasan
Dit :
% air yang hilang ?
Massa air yang hilang =
% air yang hilang =massa air yang hilang        X100%
Massa sebelum pemanasan
=0,3     X100%
101,4
=0,29%
7.Tuliskan reaksi setimbang dari persamaan CuSO4 ,5H2O!
Jawab:
CuSO4.5H2O                 CuSO4 + 5H2O
CuSO4 + 5H2O                  CuSO4 . 5H2O

XI.             KESIMPULAN
1.      Pada senyawa hidrat terjadi reaksi bolak balik. Dalam senyawa hidrat penambahan air akan membentuk senyawa hidrat.
2.      Presentasi air dalam hidrat yaitu:
% air =  x 100%
3.      Sifat-sifat senyawa hidrat yaitu:
Ø  Membentuk kristal
Ø  Mengandung molekul air
Ø  Mengalami reaksi bolak-balik
Ø  Dapat dipisahkan dengan cara pemanasan
4.      Reaksi bolak-balik hidrasi adalah reaksi dimana senyawa anhidrat dan air sebagai reaktan harganya sama besar dengan produk yang dihasilkan yaitu senyawa hidrat atau sebaliknya
Contoh : CuSO4.5H2O à CuSO4 + 5H2O
XII.          DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar. Bandung: Erlangga
Hiskia, Ahmad. 1986. Buku materi pokok kimia I. Jakarta: Depdikbud
Petrucci, Raip. 1992. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga
Suwandi. 1995. Rumus Kimia. Jakarta: Erlangga
Tim Kimia Dasar.2017.Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Jambi: Universitas Jambi

0 komentar:

Posting Komentar

 

Fadillah's blog Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review