APA ITU KREATIVITAS ??
Kreativitas didefinisikan secara berbeda-beda
oleh para pakar berdasarkan sudut pandang masing-masing. Barron (1982: 253)
mendefinisikan bahwa kreativitas adalah
kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru. Guilford (1970: 236) menyatakan bahwa kreativitas mengacu pada
kemampuan yang menandai cirri-ciri seorang kreatif. Guilford mengemukakan dua
cara berpikir, yaitu cara berpikir konvergen dan divergen. Cara berpikir
konvergen adalah cara-cara individu dalam memikirkan sesuatu dengan pandangan
bahwa hanya ada satu jawaban yang benar. Sedangkan cara berpikir divergen
adalah kemampuan individu untuk mencari berbagai alternative jawaban terhadap
suatu persoalan.
Utami Munandar (1992: 47) mendefinisikan
kreativitas sebagai berikut. “Kreativitas adalah kemampuan yang mencerminkan
kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk
mengolaborasi suatu gagasan.” Utami Munandar (1992: 51) menekankan bahwa
kreativitas sebagai keseluruhan kepribadian merupakan hasil interaksi dengan
lingkungannya.
Rogers (Utami Munandar, 1992: 51)
mendefinisikan kreativitas sebagai proses munculnya hasil-hasil baru ke dalam
tindakan. Hasil-hasil baru itu muncul dari sifat-sifat individu yang unik yang
berinteraksi dengan individu lain, pengalaman, maupun keadaan hidupnya.
Demikian juga Drevdahl (Hurlock, 1978: 325) mendefinisikan kreativitas sebagai
kemampuan untuk memproduksi komposisi dan gagasan-gagasan baru yang dapat
berwujud kreativitas imajenatif atau sintesis yang mingkin melibatkan
pembentukan pola-pola baru dan kombinasi dari pengalaman masa lalu yang
dihubungkan dengan yang sudah ada pada situasi sekarang.
Berdasarkan berbagai definisi kreativitas itu,
Rodhes (Torrance, 1981) mengelompokkan definisi-definisa kreativitas ke dalam
empat kategori, yaitu product, person, procces, dan press.
Product menekankan kreativitas dari hasil karya
kreatif, baik yang sama sekali baru maupun kombinasi karya-karya lama yang
menghasilkan sesuatu yang baru. Person memandang kreativitas dari segi
ciri-ciri individu yang menandai kepribadian orang kreatif atau yang
berhubungan dengan kreativitas. Procces menekankan bagaimana proses kreatif itu
berlangsung sejak dari mulai tumbuh sampai dengan berwujudnya perilaku kreatif.
Adapun press menekankan pada pentingnya faktor-faktor yang mendukung timbulnya
kreativitas pada individu.
Jadi, yang dimaksud dengan kreativitas adalah
cirri-ciri khas yang dimiliki oleh individu yang menandai adanya kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru atau kombinasi dari karya-karya
yang telah ada sebelumnya, menjadi sesuatu karya baru yang dilakukan melalui
interaksi dengan lingkungannya untuk menghadapi permasalahan, dan mencari
alternatif pemecahannya melalui cara-cara berpikir divergen.
MENURUT
TORRANCE, Seorang ahli yang sangat menekankan
pentingnya dukungan faktor lingkungan bagi berkembangnya kreativitas adalah
Torrance (1981: 47). Ia mengatakan bahwa agar potensi kreatif individu dapat
diwujudkan, diperlukan kekuatan-kekuatan pendorong dari luar yang didasari oleh
potensi dalam diri individu itu sendiri. Menurut Torrance (1981: 48),
kreativitas itu bukan semata-mata merupakan bakat kreatif atau kemampuan
kreatif yang dibawa sejak lahir, melainkan merupakan hasil dari hubungan
interaktif dan dialektis antara potensi kreatif individu dengan proses belajar
dan pengalaman dari lingkungannya.
Torrence (1981: 47) medefinisikan kreativitas
itu sebagai proses kemampuan memahamikesenjanga-kesenjangan-kesenjangan atau
hambatan-hambatan dalam hidupnya, merumuskan hipotesis-hipotesis baru, dan
mengomunikasikan hasil-hasilnya, serta sedapat mungkin memodifikasi dan menguji
hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk dapat melakukan semua itu
diperlukan adanya dorongan dari lingkungan yang didasari oleh potensi kreatif
yang telah ada dalam dirinya. Dengan demikian, terjadi saling menunjang antara
faktor lingkungan dengan potensi kreatif yang telah dimiliki sehingga dapat
mempercepat berkembangnya kreativitas pada individu yang bersangkutan.
APA SAJA SIH Tahap – Tahap Perkembangan Kreatifitas..
1.
Persiapan (Preparation)
Pada tahap ini, individu
berusaha mengumpulkan informasi atau data untuk memecahkan masalahyang
dihadapi. Individu mencoba memikirkan berbagai alternatif pemecahan terhadap
masalah yang dihadapi. Dengan bekal ilmu pengetahuan dan pengalamanyang
dimiliki, individu berusaha menjajaki berbagai kemungkinan jalan yang dapat
ditempuh untuk memecahkan masalah itu. Namun, pada tahap ini belum ada arah
yang tetap meskipun sudah mampu mengeksplorasi berbagai alternatif pemecahan
masalah. Pada tahap ini masi amat diperlukan pengembangan kemampuan berpikir
divergen.
2.
Inkubasi (Incubation)
3.
Iluminasi (ilumination)
Tahap ini sering disebut
sabagai tahap munculnya instigh. Pada tahap ini sudah dapat timbul inspirasi
atau gagasan – gagasan serta proses –
proses psikologi yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi atau gagasan
baru. Ini timbul setelah diendapkan dalam waktu yang lama atau juga bisa
sebentar pada tahap inkubasi.
4.
Verifikasi (Verivication)
Pada tahap ini, gagasan yang telah muncul dievaluasi secara kritis dan
kovergen serta menghadapkannya pada realitas. Pada tahap ini, pemikiran
divergen harus diikuti pemikiran konvergen. Pemikiran sikap spontan harus diikuti
oleh pemikiran selktif dan sengaja. Penerimaan secara total harus diikuti
secara kritik. Firasat harus diikuti oleh pemikiran logis. Keberanian harus
diikuti oleh sikap – sikap hati –hati. Imajinasi harus diikuti oleh pengujian
yang relitas.
KARAKTERISTIK
KREATIVITAS
Piers (Adam, 1976) mengemukakan bahwa karakteristik
kreativitas adalah sebagai berikut.
1. Memiliki dorongan (drive) yang tinggi.
2. Memiliki keterlibatan yang tinggi.
3. Memiliki rasa ingin tahu yang besar.
4. Memiliki ketekunan yang tinggi.
5. Cenderung tidak puas terhadap kemapanan.
6. Penuh percaya diri.
7. Memiliki kemandirian yang tinggi.
8. Bebas dalam mengambil keputusan.
9. Menerima diri sendiri
10. Senang humor.
11. Memiliki intuisi yang tinggi
12. Cenderung tertarik kepada hal-hal yang kompleks.
13. Toleran terhadap ambiguitas.
14. bersifat sensitif.
1. Memiliki dorongan (drive) yang tinggi.
2. Memiliki keterlibatan yang tinggi.
3. Memiliki rasa ingin tahu yang besar.
4. Memiliki ketekunan yang tinggi.
5. Cenderung tidak puas terhadap kemapanan.
6. Penuh percaya diri.
7. Memiliki kemandirian yang tinggi.
8. Bebas dalam mengambil keputusan.
9. Menerima diri sendiri
10. Senang humor.
11. Memiliki intuisi yang tinggi
12. Cenderung tertarik kepada hal-hal yang kompleks.
13. Toleran terhadap ambiguitas.
14. bersifat sensitif.
Utami Munandar (1992) mengemukakan ciri-ciri
kreativitas, antara lain sebagai berikut.
1. Senang mencari pengalaman baru.
2. Memiliki keasyikan dalam mengerjakan tugas-tugas yang sulit.
3. Memiliki inisiatif.
4. Memiliki ketekunan yang tinggi.
5. Cenderung kritis terhadap orang lain.
6. Berani menyatakan pendapat dan keyakinannya.
7. Selalu ingin tahu.
8. Peka atau perasa.
9. Enerjik dan ulet.
10. Menyukai tugas-tugas yang majemuk.
11. Percaya kepada diri sendiri.
12. Mempunyai rasa humor.
13. Memiliki rasa keindahan.
14. Berwawasan masa depan dan penuh imajinasi.
1. Senang mencari pengalaman baru.
2. Memiliki keasyikan dalam mengerjakan tugas-tugas yang sulit.
3. Memiliki inisiatif.
4. Memiliki ketekunan yang tinggi.
5. Cenderung kritis terhadap orang lain.
6. Berani menyatakan pendapat dan keyakinannya.
7. Selalu ingin tahu.
8. Peka atau perasa.
9. Enerjik dan ulet.
10. Menyukai tugas-tugas yang majemuk.
11. Percaya kepada diri sendiri.
12. Mempunyai rasa humor.
13. Memiliki rasa keindahan.
14. Berwawasan masa depan dan penuh imajinasi.
Clark(1988) mengemukakan karakteristik kreativitas
adalah sebagai berikut.
1. Memiliki kedisiplinan diri yang tinggi.
2. Memiliki kemandirian yang tinggi.
3. Cenderung sering menentang otoritas.
4. Memiliki rasa humor.
5. Mampu menentang tekanan kelompok.
6. Lebih mampu menyesuaikan diri.
7. Senang berpetualang.
8. Toleran terhadap ambiguitas.
9. Kurang toleran terhadap hal-hal yang membosankan.
10. Menyukai hal-hal yang kompleks.
11. Memiliki kemampuan berpikir divergen yang tinggi.
12. Memiliki memori dan atensi yang baik.
13. Memiliki wawasan yang luas.
14. Mampu berpikir periodik.
15. Memerlukan situasi yang mendukung.
16. Sensitif terhadap lingkungan.
17. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
18. Memiliki nilai estetik yang tinggi.
19. Lebih bebas dalam mengembangkan integrasi peran seks.
1. Memiliki kedisiplinan diri yang tinggi.
2. Memiliki kemandirian yang tinggi.
3. Cenderung sering menentang otoritas.
4. Memiliki rasa humor.
5. Mampu menentang tekanan kelompok.
6. Lebih mampu menyesuaikan diri.
7. Senang berpetualang.
8. Toleran terhadap ambiguitas.
9. Kurang toleran terhadap hal-hal yang membosankan.
10. Menyukai hal-hal yang kompleks.
11. Memiliki kemampuan berpikir divergen yang tinggi.
12. Memiliki memori dan atensi yang baik.
13. Memiliki wawasan yang luas.
14. Mampu berpikir periodik.
15. Memerlukan situasi yang mendukung.
16. Sensitif terhadap lingkungan.
17. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
18. Memiliki nilai estetik yang tinggi.
19. Lebih bebas dalam mengembangkan integrasi peran seks.
Sedangkan Torrance (1981) mengemukakan
karakteristik kreativitas sebagai berikut.
1. Memiliki rasa ingin tahu yang besar.
2. Tekun dan tidak mudah bosan.
3. Percaya diri dan mandiri.
4. Merasa tertantang oleh kemajukan atau kompleksitas.
5. Berani mengambil risiko.
6. Berpikir divergen.
1. Memiliki rasa ingin tahu yang besar.
2. Tekun dan tidak mudah bosan.
3. Percaya diri dan mandiri.
4. Merasa tertantang oleh kemajukan atau kompleksitas.
5. Berani mengambil risiko.
6. Berpikir divergen.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMENGARUHI KREATIVITAS
Kreativitas tidak dapat berkembang secara otomatis,
tetapi membutuhkan rangsangan dari lingkungan. Beberapa ahli mengemukakan
faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan kreativitas.
Utami Munandar (1988) mengemukakan bahwa
faktor-faktor yang memengaruhi kreativitas adalah.
1. Usia;
2. Tingkat pendidikan orang tua;
3. Tersedianya fasilitas dan
4. Penggunaan waktu luang.
1. Usia;
2. Tingkat pendidikan orang tua;
3. Tersedianya fasilitas dan
4. Penggunaan waktu luang.
Clark (1983) mengategorikan faktor-faktor yang
memengaruhi kreativitas dalam dua kelompok, yaitu faktor yang mendukung dan
faktor yang menghambat. Faktor-faktor yang dapat mendukung perkembangan
kreativitas adalah sebagai berikut.
1. Situasi yang menghadirkan ketidaklengkapan serta keterbukaan.
2. Situasi yang memungkinkan dan mendorong timbulnya pertanyaan.
3. Situasi yang dapat mendorong dalam rangka menghasilkan sesuatu.
4. situasi yang mendorong tanggung jawab dan kemandirian.
5. situasi yang menekankan inisiatif diri untuk menggali, mengamati, bertanya, merasa, mengklasifikasikan, mencatat, menerjemahkan, memperkirakan, menguji hasil perkiraan, dan mengomunikasikan.
6. Kedwibahasaan yang memungkinkan untuk pengembangan potensi kreativitas secara lebih luas karena akan memberikan pandangan dunia secara lebih bervariasi, lebih fleksibel dalam menghadapi masalah, dan mampu mengekspresikan dirinya dengan cara yang berbeda dari umumnya yang dapat muncul dari pengalaman yang dimilikinya.
7. Posisi kelahiran.
8. Perhatian dari orangtua terhadap minat anaknya, stimulasi dari lingkungan sekolahnya, dan motivasi diri.
1. Situasi yang menghadirkan ketidaklengkapan serta keterbukaan.
2. Situasi yang memungkinkan dan mendorong timbulnya pertanyaan.
3. Situasi yang dapat mendorong dalam rangka menghasilkan sesuatu.
4. situasi yang mendorong tanggung jawab dan kemandirian.
5. situasi yang menekankan inisiatif diri untuk menggali, mengamati, bertanya, merasa, mengklasifikasikan, mencatat, menerjemahkan, memperkirakan, menguji hasil perkiraan, dan mengomunikasikan.
6. Kedwibahasaan yang memungkinkan untuk pengembangan potensi kreativitas secara lebih luas karena akan memberikan pandangan dunia secara lebih bervariasi, lebih fleksibel dalam menghadapi masalah, dan mampu mengekspresikan dirinya dengan cara yang berbeda dari umumnya yang dapat muncul dari pengalaman yang dimilikinya.
7. Posisi kelahiran.
8. Perhatian dari orangtua terhadap minat anaknya, stimulasi dari lingkungan sekolahnya, dan motivasi diri.
Sedangkan faktor-faktor yang menghambat
berkembangnya kreatifitas adalah sebagai berikut.
1. Adanya kebutuhan akan keberhasilan,ketidakberanian dalam menanggung risiko, atau upaya mengejar sesuatu yang belum diketahui.
2. Konformitas terhadap teman-teman kelompoknya dan tekanan sosial.
3. Kurang berani dalam melakukan eksplorasi, menggunakan imajinasi, dan penyelidikan.
4. Stereotip peranseks atau jenis kelamin.
5. Diferensiasi antara bekerja dan bermain.
6. Otoritarianisme.
7. Tidak menghargai terhadap fantasi dan khayalan.
1. Adanya kebutuhan akan keberhasilan,ketidakberanian dalam menanggung risiko, atau upaya mengejar sesuatu yang belum diketahui.
2. Konformitas terhadap teman-teman kelompoknya dan tekanan sosial.
3. Kurang berani dalam melakukan eksplorasi, menggunakan imajinasi, dan penyelidikan.
4. Stereotip peranseks atau jenis kelamin.
5. Diferensiasi antara bekerja dan bermain.
6. Otoritarianisme.
7. Tidak menghargai terhadap fantasi dan khayalan.
Miller dan Gerard (Adams dan Gullota,1979) mengemukakan
adanya pengaruh keluarga pada perkembangan kreativitas anak dan remaja sebagai
berikut.
1. Orang tua yang memberikan rasa aman.
2. Orang tua mempunyai berbagai macam minat pada kegiatan didalam dan diluar rumah.
3. Orang tua memberikan kepercayaan dan menghargai kemampuan anaknya.
4. Orang tua memberikan otonomi dan kebebasan anak.
5. Orang tua mendorong anak melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya.
Torrance (1981) juga menekankan pentingnya dukungan dan dorongan dari lingkungan agar individu dapat berkembang kreativitasnya. Menurutnya salah satu lingkungan yang pertama dan utama yang dapat mendukung atau menghambat berkembangnya kreativitas adalah lingkungan keluarga, terutama interaksi dalam keluarga tersebut.
1. Orang tua yang memberikan rasa aman.
2. Orang tua mempunyai berbagai macam minat pada kegiatan didalam dan diluar rumah.
3. Orang tua memberikan kepercayaan dan menghargai kemampuan anaknya.
4. Orang tua memberikan otonomi dan kebebasan anak.
5. Orang tua mendorong anak melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya.
Torrance (1981) juga menekankan pentingnya dukungan dan dorongan dari lingkungan agar individu dapat berkembang kreativitasnya. Menurutnya salah satu lingkungan yang pertama dan utama yang dapat mendukung atau menghambat berkembangnya kreativitas adalah lingkungan keluarga, terutama interaksi dalam keluarga tersebut.
Torrance(1981) mengemukakan lima bentuk interaksi
orang tua dengan anak atau remaja yang dapat mendorong berkembangnya
kreativitas yaitu,
1. Menghormati pertanyaan-pertanyaan yang tidak lazim;
2. Menghormati gagasan-gagasan imajinatif ;
3. Menunjukkan kepada anak atau remaja bahwa gagasan yang dikemukakan itu bernilai;
4. Memberikan kesempatan kepada anak atau remaja untuk belajar atas prakarsanya sendiri dan memberikan reward kepadanya;
5. Memberikan kesempatan kepada anak atau remaja untuk belajar dan melakukan kegiatan-kegiatan tanpa suasana penilaian.
1. Menghormati pertanyaan-pertanyaan yang tidak lazim;
2. Menghormati gagasan-gagasan imajinatif ;
3. Menunjukkan kepada anak atau remaja bahwa gagasan yang dikemukakan itu bernilai;
4. Memberikan kesempatan kepada anak atau remaja untuk belajar atas prakarsanya sendiri dan memberikan reward kepadanya;
5. Memberikan kesempatan kepada anak atau remaja untuk belajar dan melakukan kegiatan-kegiatan tanpa suasana penilaian.
Torrance (1981) juga mengemukakan beberapa
interaksi antara orang tua dan anak (remaja) yang dapat menghambat
berkembangnya kreativitas, yaitu
1. Terlalu dini untuk mengeliminasi fantasi anak;
2. Membatasi rasa ingin tahu anak;
3. Terlalu menekankan peran berdasarkan perbedaan jenis kelamin (sexual roles);
4. Terlalu banyak melarang anak;
5. Terlalu menekankan kepada anak agar memiliki rasa malu;
6. Terlalu menekankan pada keterampilan verbal tertentu;
7. Sering memberikan kritik yang bersifat destruktif.
1. Terlalu dini untuk mengeliminasi fantasi anak;
2. Membatasi rasa ingin tahu anak;
3. Terlalu menekankan peran berdasarkan perbedaan jenis kelamin (sexual roles);
4. Terlalu banyak melarang anak;
5. Terlalu menekankan kepada anak agar memiliki rasa malu;
6. Terlalu menekankan pada keterampilan verbal tertentu;
7. Sering memberikan kritik yang bersifat destruktif.
Jadi menurut Torrance(1981), interaksi antara orang
tua dengan anak atau remaja yang dapat mendorong kreativitas bukanlah interaksi
yang didasarkan atas situasi stimulus respons, melainkan atas dasar hubungan
kehidupan sejati (a living relationship) dan saling tukar
pengalaman(coexperiencing).
Ciri –ciri
Kreativitas Remaja
Menurut David Cambell, dalam A.M
Mangunhardjana (1986,27), ciri- ciri pokok, meliputi
1.
Kelincahan mental – berpikir dari segala arah
Kelincahan mental (mental agility)
adalah kemampuan untuk bermain-main dengan ide-ide, gagasan –
gagasan,konsep,lambang-lambang,kata-kata,angka-angka, dan khususnya melihat
hubungan- hubungan yang tak biasa antara ide-ide,gagasan-gagasan dan sebagainya
itu.
Berpikir ke segala arah (divergent
thinking) adalah kemampuan untuk berpikir dari satu ide, gagasan ,menyebar ke
segala arah, segi. Daripada langsung sibuk mencari jawaban yang benar ,
berpikir ke segala arah mendorong kita untuk mencari berbagai jawaban yang
berbeda , yang mungkin.
2.
Fleksibilitas konseptual
Fleksibilitas konseptual (conceptual flexbility) adalah
kemampuan untuk secara spontan mengganti cara memandang , pendekatan ,kerja
yang tak jalan.
3.
Orisinalitas
Orisinalitas (originality) adalah
kemampuan untuk menelorkan ide , gagasan , pemecahan , cara kerja yang taidak
lazim , (mesti tak selalu baik ), yang jarang, bahkan “mengejutkan “.
4.
Lebih menyukai kompleksitas daripada simplisitas
Dari penyelidiki diketemukan bahwa pada
umumnya, orang-orang kreatif lebih menyukai kerumitan daripada kemudahan ,
memilih tantangan dari keamanan, cenderung pada yang banyak tali-temalinya
(complexity) dari yang sederhana (simplicity). Akibatnya meraka dapat bertemu
dengan gagasan-gagasan aneh, tali-temali antaraperkara yang mengejutkan , dan
hal-hal baru daripada orang-orang yang puas dengan yang mudah , aman dan
sederhana.
5.
Kecakapan dalam banyak hal
Para manusia kreatif pada umumnya
mempunyai banyak minat dan kecakapan dalam berbagai bidang (multiple skills).
6.
Kemampuan untuk berkerja keras
Apabila orang-orang kreatif melukiskan
diri, mereka menyatakan hal yang sama, hanya dengan ungkapan yang berbeda:
“Saya hanya bekerja keras....”. Mereka bekerja keras membanting tulang, memeras
tenaga berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Mereka sungguh-sungguh hidup dalam arena kreatif, entah di bidang seni, imu,
atau profesi mereka di bidang politik, hukum, dagang, dan lain-lain. Pekerjaan
mereka sungguh-sungguh “menelan” hidup meraka, seperti kata Bagong Kussudiardjo
pada suatu hari : “ saya ini seorang seniman. Maka yang saya oikirkan dan
kerjakan sejak bangun tidur pagi sampai banin tidur pagi berikutnya adalah
seni. Yah, hanya seni saja...”.
7.
Berpikiran mandiri
Orang-orang kreatif memiliki rasa
individual yang kuat. Mereka membuat keputusan sendiri. Mereka percaya kepada daya
pikir mereka. Mereka mempunyai pendapat sendiri ( independent judgement)
8.
Pantang menyerah
Sebagian karena percaya atas pikirannya
sendiri dan tidak selalu ambil pusing pendapat-pendapat orang lain dan sebagian
karena mempunyai gambaran baik tentang diri sendiri sebagai akibat keberhasilan
di masa lampau, orang-orang kreatif tidak takut gagal. Mereka mau, rela, senang
untuk mencoba lagi dan pantang menyerah. Meraka memiliki daya lentuk dan lentur
(resilience). Kadang-kadang mereka bahkan tidak melihat kegagalan sebagai
kegagalan, tetapi sekedar gangguan kecil yang tak mengenakkan di jalan menuju
sukses.
9.
Mampu berkomunikasi dengan baik
Pencipta paling cemerlang di dunia,
tetapi tanpa kecakapan berkomunikasi, akan tidak efektif. Orang-orang kreatif
pada umumnya juga komunikator-komunikator yang baik ( good communicators),
mendalam, jelas dan bagus. Hal ini tidak berlaku di bidang sastra, drama, TV,
film, tetapi juga di bidang ilmu dan arsitektur. Karena untuk mewujudkan “
impian “ mereka, meraka harus menjelaskan perkara dan meyakinkan orang. Tanpa
kecakapan komunikasi, ide, atau gagasan mereka tidak ditangkap dengan lengkap
dan benar. Tanpa kecakapan komunikasi, argumen-argumen mereka tak terumuskan
dengan baik dan meyakinkan orang. Maka tidak mengherankan bahwa pada umumnya,
orang-orang kreatif adalah penulis dan penceramah yang baik. Oleh kecakapan
itu, mereka menarik perhatian masyarakat untuk suatu karya cipta yang baru,
berupa ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja baru.
10. Keinginan tahu
intelektual
Orang-orang kreatif mempunyai keinginan
tahu (intellectual curiosity) yang tak habis-habisnya mengenai hal-hal yang
ditemukan dalam hidup mereka. Pegangan kerja pada wartawan yang lazim: apa, di
mana, kapan, siapa, bagaimana, seperti sudah menyatu dengan dirinya. Berhadapan
dengan suatu alat baru misalnya, mereka terus mengajukan serentetan pertanyaan:
alat apa itu, di mana pabrik yang memproduksinya, kapan dibuat, siapa
penemunya, bagimana cara kerjanya? Mereka selalu bertanya, mempertanyakan,
mecari informasi, memikir-mikirkan kemungkinan- kemungkinan baru.
11. Kaya homur dan
fantasi
Kebanyaaan orang-orang kreatif memiliki
rasa humor ( sense of humor ) yang
tinggi dan kaya dengan fantasi ( fantasy ). Mereka mencari yang aneh-aneh dan
kurang menaruh minat untuk mengatur pikiran, emosi, dorongan hati dan gejolak
jiwa mereka. Mereka hidup dalam dunia yang penuh permainan dan khayalan. Mereka
mampu mendapatkan dunia yang luas dan penuh dengan berbagai unsur menarik. Hal
ini mendoring mereka makin terjun dalam kegiatan-kegiatan kreatif dan ada-ada
saja yang dicipta.
0 komentar:
Posting Komentar